Kendari, Sultrademo.co – Bupati Konawe, Yusran Akbar, berbagi pengalaman sekaligus tantangan dalam proses pengambilan kebijakan berbasis data di hadapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam kegiatan yang digelar di kampus FISIP UHO pada Selasa (26/10/2025), Yusran menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai calon pembuat kebijakan (policy maker) untuk bersungguh-sungguh menempuh pendidikan dan mengasah kemampuan analisis berbasis data.
“Kita berbagi pengalaman, berbagi informasi. Saya sampaikan kepada adik-adik supaya benar-benar belajar. Dalam pengambilan data, referensinya harus banyak dan analisisnya harus kuat. Karena kebijakan itu harus lahir dari data yang akurat dan tepat,” ujar Yusran Akbar.
Menurut Yusran, salah satu tantangan terbesar dalam implementasi kebijakan di daerah adalah kondisi geografis Kabupaten Konawe yang luas dan memiliki sejumlah wilayah terpencil jauh dari pusat pemerintahan.
Namun, ia memastikan Pemkab Konawe tidak tinggal diam. Teknologi dimanfaatkan untuk mempercepat arus informasi dan pengumpulan data dari lapangan.
“Memang jaraknya jauh, tapi sekarang kita sudah gunakan teknologi karena ada internet. Kalau diantar manual pakai mobil, pekerjaannya jadi lama. Jadi kita tetap andalkan teknologi,” jelasnya.
Meski begitu, Yusran tak menampik masih adanya sejumlah wilayah dengan sinyal internet lemah atau blank spot, terutama di desa-desa tertentu. Pihaknya, kata dia, telah berkoordinasi dengan penyedia layanan telekomunikasi dan menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk memperluas jaringan.
“Kami sudah laporkan dan sedang upayakan kerja sama agar 2026 nanti masalah jaringan ini bisa teratasi. Untuk Telkomsel juga sudah kami ajukan permintaan ke pusat,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan FISIP UHO, Prof. Eka Suaib, menilai kehadiran Yusran Akbar memberikan perspektif praktis yang sangat dibutuhkan mahasiswa, terutama dalam memahami keterhubungan antara teori dan praktik kebijakan publik.
“Pak Yusran tadi sebagai praktisi menjelaskan bagaimana ketika dia maju sebagai bupati, dia menganalisis kecenderungan dari hasil-hasil survei. Lalu ketika sudah menjabat, dia memastikan kebijakan yang diambil didasarkan pada aspirasi masyarakat dan masukan dari OPD,” terang Eka Suaib.
Menurut Eka, alasan FISIP UHO mengundang Yusran Akbar adalah karena ia merupakan sosok bupati muda yang terbuka dan bersedia berbagi pengalaman nyata tentang proses pengambilan keputusan di pemerintahan daerah.
“Mahasiswa butuh pertemuan antara dunia praktis dan dunia akademik. Dari Pak Yusran, mereka belajar bagaimana teori bisa diterapkan secara nyata dalam kebijakan publik,” ujarnya.
Kehadiran Yusran di FISIP UHO menjadi momentum untuk memperkuat hubungan antara akademisi dan pemerintah daerah, sekaligus menegaskan pentingnya generasi muda memahami data sebagai dasar kebijakan publik yang efektif dan berkeadilan.
Laporan: Muhammad Sulhijah







