“ULAMA SIBUK POLITIK PRAKTIS, PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH PER TAHUN UMMAT ISLAM INDONESIA SEKITAR RP 6 TRILIUN, TERABAIKAN”
Menurut saya “Fakir miskin terabaikan, tokoh dan ulama sibuk politik praktis ingin merebut kekuasaan”.
Padahal, dengan kontribusi Zakat Fitrah Ummat Islam per tahun sekitar Rp 6 Triliun dapat menyelesaikan kemiskinan ummat nasional.
Perkiraan ada kenaikan 1% x total/tahun penduduk nasional adalah Ummat Islam. Data BPS 2010, ummat Islam Indonesia sudah mencapai 107 juta jiwa (87,2% x total penduduk +Nasional).
Sedangkan Perkiraan 2018, Jumlah Penduduk sdh mencapai 262 juta jiwa. Artinya Ummat Islam Indonesia telah mencapai angka sekitar 215 juta jiwa (total=262 juta jiwa).
Kalo jumlah tersebut di akumulasi dengan kewajiban ZAKAT FITRAH ummat islama 215 juta jiwa, membayar rata-rata Rp.31.000/orang, maka jumlah total sebesar Rp.6,6 Triliun. Sedangkan data kemiskinan nasional 2017 sebesar 27,77 juta jiwa (10,64%).
Kalo ada peran kuat dan kesepakatan ummat Islam nusantara utk menurunkan angka kemiskinan dari total 27,77 juta jiwa (10,64%), tersebut melalui dana Zakat Fitrah per tahun, maka kemiskinan (khusus ummat islam) nasional, secara periodik dapat segera ditekan dan teratasi.
Bahkan konstribusi Zakat Fitrah 6 triliun/tahun, dipastikan dapat menekan angka kemiskinan (fakir miskin) dibawah 5% per tahun.
Persoalannya, adakah kita kementerian agama, tokoh-tokoh ummat Islam memiliki kepedulian terhadap ini???
Mestinya, ulama dan tokoh ummat Islam konsentrasi kepada ibadah yang sangat fundamental menurut kewajiban agama, bukan masuk jauh dan larut kepada kepentingan politik praktis merebut kekuasaan “ganti presiden 2019”. Entahlah.