Cegah DBD di Musim Hujan, Masyarakat Diajak Jadi Jumantik Mandiri

Infografis “Cegah DBD Mulai dari Rumah, Ayo Jadi Jumantik!”. Foto: IG (@ayosehat_sultraku)

Kendari, Sultrademo.coMemasuki musim hujan, kekhawatiran terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mencuat di sejumlah wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kini masyarakat diajak mengambil peran aktif dalam pencegahan. Bukan dengan menunggu fogging, tapi dimulai dari rumah sendiri.

Melalui kampanye “Ayo Jadi Jumantik”, Kementerian Kesehatan RI mendorong setiap keluarga memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) mandiri. Langkah ini diyakini jauh lebih efektif untuk mencegah penyebaran DBD secara berkelanjutan.

Bacaan Lainnya

“Fogging bukan solusi utama. Pemberantasan sarang nyamuk adalah kuncinya,” demikian bunyi pesan utama dalam kampanye tersebut.

Konsep Jumantik sebenarnya sederhana: satu anggota keluarga memantau jentik nyamuk di rumah sendiri. Tugasnya meliputi memeriksa bak mandi, tempat penampungan air, dan area yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Selain itu, Jumantik juga diharapkan menjadi agen edukasi bagi keluarga dan lingkungan sekitar.

Salah satu infografis dari akun edukasi kesehatan lokal, @ayosehat_sultraku, menampilkan sosok ibu rumah tangga yang sedang membersihkan bak mandi. Visual itu menjadi pengingat bahwa tindakan kecil seperti ini bisa menyelamatkan nyawa.

Gerakan ini diperkuat dengan pendekatan 3M Plus, yakni:

  1. Menguras tempat penampungan air secara berkala

  2. Menutup rapat tempat penampungan air

  3. Mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air

“Plus”-nya? Tambahan tindakan seperti:

  • Memelihara ikan pemakan jentik

  • Menggunakan lotion anti nyamuk

  • Memasang kawat kasa di ventilasi

  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dan lavender

Lebih dari sekadar gerakan rumah tangga, kampanye Jumantik juga mendorong warga untuk bergotong royong membersihkan lingkungan, memperbaiki saluran air yang tersumbat, serta menghindari genangan air—sekecil apa pun—yang bisa menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Gerakan ini mengedepankan kesadaran kolektif bahwa pencegahan DBD tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah atau petugas kesehatan.

Laporan: Arini Triana Suci R

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait