Kendari,(SultraDemoNews) – Perhelatan besar festival budaya akan segera hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian kearifan lokal daerah. Dengan mengangkat tema “Save Our Culture”. Festival Benua perkembangan 2017 ini akan dilaksanakan di Desa Benua Utama, Kecamatan Benua, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) pada Desember 2018 .
Dilaksanakannya festival ini berdasarkan inisiasi Masyarakat Adat Tolaki Benua, Pemerintah Kecamatan Benua, Komunitas Ruruhi Project dan Walhi Sulawesi Tenggara, yang turut didukung pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Konsel. Nantinya akan ada beberapa suku yang berkolaborasi pada festival ini yaitu, Tolaki, Bugis, Bali, dan Jawa.
Seperti dijelaskan Camat Benua, Rasul Simpatik, bahwa seiring dengan laju perkembangan dunia dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini tidak luput dari dampak negatif terhadap kesenian dan budaya lokal sebagai karakter bangsa yang mengakibatkan kurangnya kesadaran akan kebudayaan lokal.
“Saya sebagai pemerintah sangat prihatin melihat budaya sendiri, budaya Tolaki ini sudah semakin tergerus dengan era modernisasi yang ada, dan seakan-akan kearifan lokal kita ini dilaksanakan hanya sebagai formalitas saja,” paparnya.
Lanjutnya, keprihatinan juga datang dari masyarakat adat Tolaki, kurangnya perhatian dari generasi muda terhadap budaya “Lulo Ngganda”.
Dalam konteks inilah kolektif kerja menyelenggarakan Festival Benua bertemakan “ Save Our Culture” yang diselenggarakan pada 1-24 Desember 2018 di Desa Benua Utama, Kecamatan Benua, Kabupaten Konawe Selatan.
“Dalam Festival Benua 2017 ini dibagi 2 sesi kegiatan, yakni tanggal 1-4 Desember 2018 berupa kegiatan ritual Lulo Ngganda. Dan tanggal 23-24 Desember 2018 berupa kegiatan prosesi adat istiadat dan budaya berupa seni dan olah raga tradisional suku Tolaki,”jelasnya.
Pengunjung akan memperoleh pengetahuan tentang budaya Tolaki sebagai sebuah tradisi yang dapat mendapat referensi budaya lokal di Bumi Sulawesi Tenggara.
Untuk kedepannya Desa benua akan ada kawasan budaya, selain untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya tolaki, diharapkan dapat membentuk identitas budaya bagi konsel. (Estin Wulandari)