Kendari, (SultraDemoNews) – Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari ( KBM-FT-UMK) menggelar Aksi Solidaritas 123 di pelataran kampus Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Selasa (23/1).
Aksi solidaritas ini bukan hanya diikuti oleh mahasiswa Fakultas Teknik UMK sja tetapi juga diikuti oleh mahasiswa teknik dari berbagai Universitas Sulawesi Tenggara, diantaranya perwakilan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Universitas Lakidende (Unilaki), dan Universitas Sembilan Belas November (USN). Peserta aksi ini diperkirakan sekitar 700 orang.
Dalam orasinya mahasiswa meminta Rektor UMK agar segera mengeluarkan Dekan sekaligus Dosen Fakultas Teknik UMK, Moch. Assiddieq.
Mahasiswa Teknik UMK Jurusan Arsitektur 2013, Pangga Rahmad mengungkapkan bahwa jika Rektor UMK lebih memilih mempertahankan Pihak dekan dibanding delapan dosen pengajar yang mengundurkan diri, maka konsekuensinya dosennya harus keluar.
“Apabila pak dekan ini tetap di pertahankan konsekuensinya adalah dosen itu harus keluar, nah ternyata pihak rektor atau UMK lebih memilih untuk mempertahankan dekan dibanding ke delapan orang pengajar tetap Fakultas Teknik UMK ,” ungkapnya.
Mahasisawa Fakultas Teknik UMK bahkan mengancam akan mengundurkan diri dari kampus UMK jika dekan Fakultas Teknik tak kunjung dikeluarkan. Mahasiswa juga berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari, Muhammad Nur dalam keterangam resminya mengungkapkan bahwa kasus delapan dosen yang mengundurkan diri akan di ambil alih oleh Dewan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, sehingga Rektor tidak bisa mengambil alih persoalan itu.
“Keputusan yang terkait kedua hal ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah melarang rektor mengambil keputusan karena keputusan ini di ambil harus dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah. Terkait dosen yang menyatakan non aktif kami akan memanggil kembali mereka, kalau mereka tidak mau kembali mengajar maka kami akan membuka penerimaan dosen baru”, Tutupnya.
Reporter : Aryani Fitriana