Kendari, Sultrademo.co – Korps HMI Wati Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo menggelar dialog publik Peluncuran dan Bedah Buku Dinamika Pemilih Pemula Menuju Pemilu dengan mengusung tema Ragam Perspektif Pemilih Pemula pada Era 5.0 Terhadap Pemilihan Serentak 2024 di Sulawesi Tenggara.
kegiatan tersebut mendatangkan tiga narasumber yang ahli dalam bidangnya dan dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari Fisip UHO. Diselenggarakan di Imperial Hotel pada Kamis, 7 Desember 2023.
Buku Dinamika Pemilih Pemula Menuju Pemilu ini ditulis oleh 15 penulis kalangan mahasiswa dari empat Program Studi di Fisip UHO. Delapan orang berasal dari Prodi Ilmu Komunikasi, tiga orang berasal dari Administrasi Publik, satu orang berasal dari prodi Ilmu Politik dan dua orang mahasiswa MBKM. Mereka ialah Sitti Nur Hasia, Miftahul Rahma, Hijra, Mutmaina, Hasnawati, Erma Niawan, Dian Ayu Lestari, Sitti Nur Haisa, Sitti Malia, Eliana Safitri L, Annisa Yusuf H, Yuliani Mukma Innah, Cornelius Imanuel Mokoginta, Nathania Justine Suteja, dan Rahmadina Aulia Imrani.
Dialog publik berjalan dengan antusiasme peserta dalam membahas pemilih pemula dalam menghindari yang namanya money politik. Baik dari KPU maupun Bawaslu sendiri selalu melakukan sosialisasi bagi pemilih pemula agar menyalurkan hak pilihnya sesuai dengan kesadaran diri tanpa paksaan dari orang lain.
Koordiv Hukum dan dan Pengawasan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tenggara, Suprihaty Prawaty Nengtias melakukan sosialisasi kepada pemilih pemula melalui program Goes to School dan Goes to Campus.
“KPU sudah melakukan sosialisasi secara masif pada segmen-segmen pemilih. Ada sebelas segmen pemilih, salah satunya segmen pemilih pemula. Itulah upaya masih yang kita lakukan di berbagai tempat, salah satunya sekolah. Program Goes to School dan Goes to Campus, bagaimana kita mengajak para pemilih pemula untuk berpartisipasi menggunakan hak pilihnya pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang. Artinya, kami menyampaikan bahwa suara anda sangat berharga untuk masa depan bangsa. Itu merupakan program dari KPU sendiri,” katanya.
Sementara itu, Koordiv SDMO Pendidikan dan Pelatihan Bawaslu Provinsi Sulawesi Tenggara, Darma mengungkapkan pemilih pemula harus menghindari money politik. Mengakibatkan dampak buruk, salah satunya melahirkan pemimpin yang tidak kompeten.
“Pemilih pemula untuk menghindari yang namanya money politik, kita harus menjadi pemilih yang cerdas dulu. Jadi, kita sebagai pemilih pemula dalam menentukan hak suaranya harus mengenal visi misi calon kandidat yang kita pilih. Sebagai pemilih yang cerdas, jangan mudah terprovokasi jadi harus mengetahui mana yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh menjelang pemilu,” pungkasnya.
Ia juga menegaskan, pemilih pemula senantiasa mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh penyelenggara pemilihan umum untuk menghindari terjadinya money politik.
“Pemilih pemula juga senantiasa mendapatkan pendidikan politik. Caranya dengan mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara pemilu, sosialisasi yang dilakukan oleh Bawaslu dan KPU. Pemilih pemula juga harus pintar dalam memfilter informasi-informasi yang bertebaran di akun sosmednya. Untuk mendapatkan informasi yang akurat, sebaiknya membuka akun resmi Bawaslu/KPU yang lengkap. Khususnya tentang bahaya atau dampak dari money politik itu sendiri, sambungnya.
Lanjutnya, Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) sendiri mengeluarkan program inovasi terbaru yaitu Aplikasi Jarimu Awasi Pemilu untuk menyampaikan informasi seputar pemilu melalui sosmed.
“Program Jarimu Awasi Pemilu adalah salah satu aplikasi yang diluncurkan oleh Bawaslu RI. Dimana, diharapkan di era digital ini semuanya bisa tersampaikan didalam waktu yang sangat singkat. Jadi, informasi-informasi yang benar terkait dengan pemilu, bagaimana kita melakukan pengawasan maupun partisipasi bisa tersampaikan dengan cepat ke semua orang melalui medsos. Program KPU selalu bergandengan dengan program Bawaslu, kalau KPU ada Goes to School dan Goes to Campus. Maka di Bawaslu ada sosialisasi pengawasan partisipasi pada pemilih pemula. Jadi, kami juga pergi ke sekolah. Judulnya berbeda, namun esensinya sama. Kita membentuk desa anti money politik hingga kemarin kami banyak kader sekolah pengawasan partisipatif SKPP,” jelasnya.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IKA FISIP UHO, Laxmi membedah buku dengan memaparkan kekuatan dan kelemahan dari isi buku Dinamika Pemilih Pemula Menuju Pemilu.
“Buku ini hebatnya ditulis oleh mahasiswa Ilmu Politik dan Universitas Halu Oleo. Kekuatan buku ini mampu mengungkapkan fenomena perempuan dalam politik sebagai objek fungsi, mencerminkan informasi yang cerdas dan kritis tentang pemilu hingga pada bab-bab tertentu ada landasan teoritisnya. Kelemahan buku ini, banyak kesalahan ketikan (typo). Penggunaan konsep kurang digunakan, hanya ada empat tulisan yang menggunakan konsep. Kemudian, penempatan konjungsi/hubungan antar kalimat,” tutupnya.
Laporan : Nurlavyon Almudilan.