Kendari, (SultraDemoNews)- Bila anda sering menghabiskan waktu di sekitaran Eks. MTQ, taman kota, atau melewati jalan Laute Kota Kendari, mungkin sudah sering mendapati bahkan tidak asing lagi melihat sosok lelaki buntung bermodal tongkat keliling berjualan koran.
Ya, dia adalah Solehan, lelaki berusia 35 tahun asal Kabupaten Konawe, Solehan berprofesi sebagai penjual koran keliling, meski dengan segala keterbatasannya, tak membuatnya patah semangat, malu apalagi bermalas-malasan, tentu semua itu ia lakukan untuk menutupi kebutuhan keluaraga, Ibu dan adik-adiknya yang masih bersekolah.
Solehan saat menawarkan koran ke pengguna jalan (sumber poto: Nurmasaah).
Solehan adalah anak tertua dari tiga bersaudara, Ia terlahir dari pasangan Sumanto dan Amina, dan kedua adiknya bernama Erni dan Yatima. Semenjak ayahnya meninggal, Solehan menggantikan posisi ayah sebagai tulang punggung keluarga, selain posisinya sebagai anak tertua, juga satu-satunya lelaki dikeluarganya.
Solehan sebelumnya adalah lelaki tangguh dan tidak cacat fisik (normal), namun beberpa tahun lalu, Ia ditabrak mobil truck saat mengantar undangan pernikahan keluarganya, dan sampai saat ini pelaku dimaksud belum diketahui identitasnya. Atas insiden tersebut, Solehan terpaksa harus menjalani operasi yang menyebabkan tulang paha kanannya diamputasi.
“Belum selesai,” tambah Solehan saat menceritakan kisahnya ke awak media, operasi yang pertama kali dilakukan itu ternyata belum selesai, atau dengan kata masih harus melakukan operasi hingga tiga kali, sementara itu, Solehan tidak memiliki biaya yang cukup untuk menutupi semua keperluan perawatan, “beruntung” kata Solehan, ada seorang yang dermawan mau membantunya secara cuma-cuma.
“Dia sudah saya kenal, waktu itu tidak sengaja ketemu sama beliau di Masjid Agung, dia adalah H.Musadar, dia kasyan yang membantu operasi dan biaya pengobatan lainnya,” ceritanya.
Usai Kejadian itu, Solehan akhirnya memutuskan berjualan koran dengan dibantu tongkat besi untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Solehan memulai pekerjaannya usai sholat subuh, ia menuju ke Kantor percetakan koran untuk membeli sejumlah koran yang akan ia jual di lampu merah (Rambu Lalu lintas).
Koran yang ia beli seharga Rp. 3.000, omset perharinya sebesar Rp.80.000, dan dari omset tersebut ia hanya mendapat untung Rp.2.000 perlembarnya.
“Itu belum termaksud biaya transportasi dari tempat tinggal yang jaraknya berkilo-kilo meter dari Unaha,”tambahnya mengakhiri cerita.
Banyak hal yang menarik dari kisah Solehan ini, keterbatasannya tidak membuatnya lupa untuk melakukan serangakaian ibadah wajib sebagai seorang muslim, tak lupa untuk melakukan sholat lima waktu dan puasa sunnah, Solehan bahkan sering bersedekah meskipun ia sendiri masih sangat membutuhkan uluran tangan.
Penulis : Nurmaasah
Editor : Aliyadin Koteo.