Siapa Rusda Mahmud? Sudah buat apa? Dan Mau kemanakan Sultra jika terpilih gubernur?
Opini kali ini didahului dengan pertanyaan tersebut diatas, sontak tulisan ini kami buat karena dapat menyaksikan langsung dan mengetahui jejak rekam Rusda Mahmud selama tiga hari menyusuri Kolaka Utara. Kampung Rusda Mahmud, tempat dimana tangannya pernah menengadah, dan menorehkan berbagai bukti bakti atas kepemimpinannya.
Tulisan ini bermaksud memberikan gambaran singkat sisi “Gelap” Rusda Mahmud yang tak banyak diketahui masyarakat, pewarta lain mungkin menulis aktivitas Kampanye Akbar Rusda Mahmud pada Kamis (9/5/18), namun kami lebih tertarik menulis sesuatu yang menurut penulis diluar nalar, meski bukan hal mustahil, tapi jarang orang/pemimpin dapat melakukan hal tersebut.
Kampanye Akbar RM-SK di Lasusua (KoLaka Utara)
Selama tiga hari dua malam, beberapa diantara kami, (wartawan) menyusuri Kolaka Utara bersama tim sayap RAISA. lepas pukul 15.30 Wita dari Kendari, dan Tiba di Kolut sekira jam 3.15 Wita.
Setiba di Kolut, tepatnya di Lasusua Kota Kabupaten, kami langsung beranjak menuju masjid Agung, masjid yang tidak pernah kami saksikan sebelumnya.
tampak luar Masjid Agung Lasusua
Ruang Sholat lantai dua masjid Agung Lasusua
Hal gelap yang penulis maksud adalah disela pelaksanaan Sholat shubuh, rupayanya salah seorang dari jamaa tersebut adalah sosok Rusda Mahmud, berada pada barisan paling depan tepat dibelakang imam.
Rusda Mahmud adalah sosok yang demikian religius, “Dia itu kalau ada di Kolaka Utara tidak pernah mau tidak sholat berjamaa di Masjid, bahkan sopir sama ajudannya pun dimarahi jika tidak sholat” ujar salah seorang ta’mir masjid dengan nada dialog khas bugis.
Hal menarik lainnya, study pengamatan dan informasi yang dilakukan penulis, Masjid Agung yang sangat mewah, bertingkat tiga dan boleh disebut itiqlal Sultra itu ternyata dibangun oleh Rusda Mahmud menggunakan banyak anggaran swadaya masyarakat. Tidak diketahui berapa jumlah anggaran yang dihabiskan masjid tersebut, yang jelas itu adalah buah tangan RM selama memimpin Kolut, bahkan masjid mewah lainnya terdapat dibeberapa kecamatan dan dibangun berdasarkan kreatifitas RM dan masyarakat setempat tanpa membebani APBD maupun APBN.
Ditangan Bupati pertama sejak Kolaka Utara mekar dan berdiri sebagai Otonomi baru, perkembangan Kolaka Utara faktanya demikian pesat, dibanding sejumlah daerah di Sultra yang lebih dulu otonom.
“Inilah dinda, beliau itu waktu jadi bupati soal bangunan saja beliau harus turun pegang pacul sendiri, mencampur, mau tidak mau aparatnya dan masyarakat harus ikut turun, dan saya fikir ini baru pemimpin,” ucap Yusuf Yahya Ketua RAISA usai menunailan Sholat Subuh bersama RM. Rabu 9/5.
Tidak hanya itu, usai sholat shubuh RM mengajak kami, Penulis sendiri, Ketua RAISA Sultra, dan dua orang Barisan Muda RAISA ke rumah pribadi beliau, duduk santai sambil menikmati secangkir kopi, diskusi panjangpun terjadi, Rusda Mahmud kemudian menceritakan perjalannya selama memimpin Kolut, termasuk niatnya maju Pilgub.
Diskusi lepas di rumah pribadi RM, Ketua RAISA, wartawan, mahasiswa, dan RM
“Saya itu pada prinsipnya tidak suka pencitraan, kerja sajalah, menjadi pemimpin itu harus cerdas dan berkarakter, tapi kalau disuruh memilih antara keduanya lebih baik berkarakter, artinya apa pemimpin lebih baik punya mental dan karakter membangun yang jelas daripada cuman modal cerdas tapi penuh pembohongan publik,” tuturnya.
Sebagai pewarta, anggapan pertama penulis saat RM mengaku tidak suka pencitraan “Ah ini hanya metode menyentuh hati, biar dibilang pemimpin tulus,” kira kira demikian isi fikiran penulis.
Tapi nampaknya tidak begitu, Kolaka Utara satu satunya daerah yang memiliki pusat kota yang struktur dan tata ruang kotanya dapat bersaing dengan kota lainnya, bahkan satu-satunya kabupaten yang memiliki jalan tol dipinggir laut.
Lebar seluas 300 Meter dan panjang berapa puluh kilo meter tepat dibawah kaki gunung, lasusua menjadi pusat keramaian dan icon wisata Kokaka Utara, RM berhasil menyulap area lautan seluas tersebut diatas menjadi ruang daratan jalan by pass dan jalantol, serta wisata religi tempat masjid agung berdiri kokoh.
Sulit diabayangkan bagaiaman upaya RM membangun daerah otonom baru tersebut, menata kota, melakukan pengerokan, penimbunan, dan pembangunan di area yang sebelumnya adalah wilayah lautan dan berhasil disulapnya menjadi pusat keramaian kota.
Jalan tol by pass Lasusua
“Itu luasnya 300 meter, dan panjangnnya puluhan kilo, saya hanya berfikir bahwa pemimpin itu layaknya melayani, bukan mendulang keuntungan,” kata RM saat sementara diskusi lepas di rumah pribadi beliau.
Hal yang tidak dimiliki oleh pemimpin di Sultra lagi adalah, RM memiliki cara sendiri untuk menyerap aspirasi masyarakat Kolaka Utara.
Urusan mimbar kebebasan pendapat, demonstrasi atau unjuk rasa, RM menyiapkan lapangan aspirasi dan Bus Aspirasi untuk menampung dan mengakomodir aspirasi masyarakat setempat.
“Kalau ada yang demo sudah ada lapangannya yang kami beri nama lapangan aspirasi, jadi yang demo tinggal berkumpul dilapangan tersebut lalu pihak kami menjemput mereka pake mobil bus aspirasi, tapi sejak saat itu Kolaka Utara paling jarang ada dengar demo, karna kami berusaha memberikan pelayanan semaksimal mengkin, HMI disini saja kami bangunkan Sekretariat dua lantai, demikian yang lainnya yang berkaitan dengan pendidikan, intinya jangan di demo dulu baru pura-pura peduli, tapi cepat lakukan yang terbaik,” urainya.
Silaturahim Ketua Pemenangan Konsel, Sarifudin, Ketua RAISA dan sejumlah tokoh masyarakat tokoh di Lasusua.
Sebagai penutup dari tulisan ini, hal mengharukan menurut penulis adalah sosok RM begitu dicintai masyarakat Kolut, bagaimana tidak kedatangan RM di kampung tempat dimana RM pernah menorehkan prestasi yang tak terpublikasi tersebut disambut meriah masyarakat setempat, hal itu dapat diukur dari upaya masyarakat merayakan dengan memotong kurang lebih 20 ekor sapi untuk menyambut kedatangan RM dan dinikmati bersama seluruh lapisan masyarakat di sekitaran itu.
“Kalau disini RM itu kebanggan kami, dicintai, dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat disini,” tutur salah seorang tokoh masyarakat.
Masih banyak prestasi dan prestise yang tidak dapat dimuat dalam tulisan ini, namun beberapa paparan diatas dapat mewakili jejak rekam RM serta dapat menjadi tolak ukur bagi publik untuk menilai kesiapan dan akan dikemanakan Sultra jika RM diberi harapan melanjutkan bakti di bumi anoa ini.
Tulisan ini juga tidak bermaksud memihak, namun ditulis berdasarkan fakta lapangan dan bermaksud memberikan opini terhadap publik tentang sosok RM selama memimpin daerah yang masih berumur belia itu. (Kolaka Utara)
Penulis. AK