KENDARI, (SultraDemoNews) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Masyarakat Selayar (Permas) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar musyawarah daerah (Musda) ke-4 dalam rangka memilih ketua umum yang baru. Musda itu digelar di sebuah hotel di Kendari, Minggu (19/11).
Musda dihadiri oleh perwakilan pengurus Permas di setiap dewan pimpinan cabang (DPC) kabupaten/kota se-Sultra dan masyarakat Selayar yang bermukim di Kendari. Kegiatan bertema sipakalabbiri (saling menghargai) ini diawali dengan pemilihan formatur yang merupakan bakal calon ketua yang diusulkan oleh peserta musda.
Salah satu anggota formatur, Andi Syahrir, mengemukakan, total formatur terpilih sebanyak sebelas orang, tetapi yang hadir hanya tujuh orang. Formatur ini kemudian berembug untuk menetapkan calon ketua.
“Dalam rapat kecil formatur, kami menyepakati dua orang kandidat saja dengan mempertimbangkan sejumlah variabel. Kedua orang kandidat itu masing-masing Ibu dr. Hj. Andi Hasnah Suaib, mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra dan Bapak Djufri Sakti, S.Pd, seorang guru senior di Kota Kendari,” jelas Syahrir.
Proses pemilihan yang berlangsung secara kekeluargaan itu akhirnya menetapkan Djufri Sakti sebagai Ketua Umum Permas Provinsi Sultra Periode 2017-2022. Dia berhasil mengungguli Andi Hasnah Suaib dengan perolehan suara mayoritas.
Setelah ditetapkan sebagai ketua umum terpilih, Djufri menyampaikan beberapa hal terkait program kerjanya ke depan yang mengemban visi sipakalabbiri (saling menghargai) menuju masyarakat Selayar yang a’munte sibatu a’bulo sipappa (yang bersatu dalam keberagaman).
“Sebagai organisasi kekeluargaan, kita ingin Permas dapat berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kita akan merangkul semua elemen di Permas, termasuk generasi-generasi muda untuk turut membesarkan Permas di masa mendatang,” kata Djufri.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Permas Sultra periode sebelumnya, Hasanuddin, mengemukakan Permas merupakan salah satu organisasi kerukunan keluarga dari Sulawesi Selatan dengan keanggotaan yang cukup besar.
“Jika kita melakukan pendataan yang lebih detail maka masyarakat Selayar yang bermukim di Kendari mencapai lima ribu jiwa. Itu belum termasuk yang berada di kabupaten lainnya,” jelas Hasanuddin.
Masyarakat asal Pulau Selayar yang bermukim di Sulawesi Tenggara tersebar hampir di semua kabupaten/kota yang ada di Sultra. Jumlah terbesar di luar Kota Kendari antara lain terdapat di Kabupaten Konawe, Kolaka Utara, Kolaka, Baubau, dan Wakatobi.