Tiga Dosen IAIN Kendari Tampil di AICIS 2025, Angkat Isu Ekologi, Kearifan Lokal, dan Keuangan Syariah Global

Kendari, Sultrademo.co Tiga dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari terpilih sebagai presenter dalam ajang bergengsi Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2025, yang digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Jakarta, pada 29 s.d 31 Oktober 2025.

Ketiganya adalah Dr. Irma Irayanti, S.HI., M.Pd, Dr. Asliah Zainal, S.Ag., S.Pd., MA, dan Amanda La Hadi, M.Pd. Mereka mewakili kontribusi akademik IAIN Kendari dalam menjembatani isu-isu keilmuan Islam, kearifan lokal, dan keberlanjutan global melalui riset yang inovatif dan relevan dengan tantangan zaman.

Bacaan Lainnya

Dalam pemaparannya, Dr. Irma Irayanti membawakan riset berjudul “Mosehe Wonua: Reclaiming Ecological Citizenship through Indigenous Sacred Wisdom.”

Penelitian ini mengeksplorasi Mosehe Wonua, ritual penyucian sakral masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara, sebagai bentuk kewargaan ekologis (ecological citizenship) yang berakar pada kearifan spiritual masyarakat adat.

Irma menjelaskan, Mosehe Wonua bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi sebuah sistem pengetahuan hidup yang menyatukan manusia, alam, dan Tuhan. “Ritual ini menumbuhkan kembali rasa tanggung jawab, kepedulian, dan keterikatan terhadap tanah nilai inti dari kewargaan ekologis,” ujar penerima beasiswa BIB jenjang Doktoral di UPI itu.

Lebih lanjut, Irma yang juga Pengurus Wilayah FORHATI Sultra itu menuturkan, melalui pendekatan kualitatif etnografis, penelitian Irma mengungkapkan bahwa Mosehe Wonua berfungsi sebagai mekanisme budaya yang menjaga harmoni spiritual dan ekologis.

Ia menegaskan, pandangan dunia masyarakat adat Tolaki dapat menjadi referensi model etika lingkungan yang kontekstual dan berakar pada budaya lokal, melampaui paradigma ekologi modern.

Sementara itu, Dr. Asliah Zainal mempresentasikan riset berjudul “From Batata to Basmallah: Religius Ecological Traces of Nature-Guarding Mantras in the Muslim Communities of Muna-Buton.”

Penelitiannya menyoroti jejak ekologis dalam mantra-mantra tradisional masyarakat Muslim di Kepulauan Muna-Buton, yang menunjukkan bagaimana spiritualitas lokal membentuk kesadaran ekologis di tengah modernisasi.

Asliah menelusuri transformasi nilai religius dan ekologis dari tradisi lisan “Batata” menuju ekspresi doa Islam “Basmallah”, sebagai simbol adaptasi budaya sekaligus kelanjutan etika penjagaan alam yang berbasis keimanan.

Presenter ketiga, Amanda La Hadi, M.Pd, membawa tema kontemporer melalui riset berjudul “ESG Practices and Islamic Finance Principles: A Shield Against Geopolitical Uncertainty (Evidence from Indonesian Capital Markets 2011–2024).”

Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara praktik ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan prinsip keuangan Islam dalam menjaga stabilitas pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian geopolitik global.

Partisipasi ketiga dosen ini semakin menegaskan posisi IAIN Kendari sebagai perguruan tinggi Islam yang aktif berkontribusi dalam wacana akademik internasional. Melalui AICIS 2025, IAIN Kendari menunjukkan peran strategisnya dalam mengembangkan keilmuan Islam yang responsif terhadap isu lingkungan, kearifan lokal, dan ekonomi global.

Laporan: Muhammad Sulhijah

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait