Kendari, Sultrademo.co — Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia terus memperkuat implementasi program Asta Protas Kementerian Agama. Salah satu fokus utama adalah penerapan konsep Ekoteologi, sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemenag Nomor SE 27 Tahun 2025 tentang Gerakan Kementerian Agama Aman, Sejuk, Rindang, dan Indah (ASRI).
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Muhamad Saleh, menyampaikan hal itu saat memimpin dzikir dan doa bersama di Masjid Amal Bakti, Kantor Wilayah Kemenag Sultra, Kamis (11/9/2025).
Acara tersebut diikuti pejabat administrator dan ASN Kanwil Kemenag Sultra secara luring, serta ASN Kemenag kabupaten/kota, penyuluh agama Islam, guru PAI, madrasah, hingga pondok pesantren melalui jaringan daring.
Dalam arahannya, Saleh menegaskan bahwa gerakan ASRI merupakan bagian dari ikhtiar bersama menciptakan lingkungan kerja yang hijau, nyaman, dan produktif. Menurut dia, krisis lingkungan hidup yang kian nyata tidak bisa lagi hanya dipandang sebagai masalah ekologis, melainkan juga persoalan moral dan spiritual.
“Oleh karena itu, gagasan Ekoteologi dikembangkan. Ini adalah pendekatan integratif yang menghubungkan nilai-nilai ajaran agama dengan kesadaran ekologis,” ujar Saleh.
Ia menambahkan, Kemenag Sultra berkomitmen mendukung sekaligus mengawal implementasi Ekoteologi melalui program Kemenag ASRI agar berjalan efektif, kolektif, dan berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, program Ekoteologi sudah mulai diterapkan di lingkungan Kanwil, kantor Kemenag kabupaten/kota, hingga rumah ibadah. Bentuk nyata yang telah dilakukan antara lain penanaman bibit pohon matoa dan aneka pohon buah-buahan, serta gerakan Go Green Madrasah.
“Melalui langkah-langkah kecil ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah,” kata Saleh.
Gerakan Ekoteologi sekaligus menjadi kontribusi Kemenag dalam mendukung Asta Cita Presiden RI dan pelaksanaan Asta Protas Menteri Agama RI. Dengan demikian, nilai religiusitas tidak hanya diwujudkan dalam ritual ibadah, melainkan juga tercermin dalam kepedulian menjaga alam.
Saleh menutup pesannya dengan ajakan agar seluruh ASN, tenaga pendidik, penyuluh agama, dan masyarakat luas ikut serta menjadikan gerakan Kemenag ASRI sebagai bagian dari keseharian.
“Kalau lingkungan kita hijau, sejuk, dan indah, maka hati dan pikiran pun lebih tenang. Dari situ lahir semangat kerja, ibadah, dan pelayanan yang lebih baik,” ujarnya.
Laporan: Muhammad Sulhijah