Penyakit Jantung Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Rugikan Negara Rp12 Triliun

Kendari, Sultrademo.co Penyakit jantung dan pembuluh darah kini tak hanya mengintai usia lanjut, tapi juga kaum muda. Dr. Asmarani, MPH, Sp.JP, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, memperingatkan bahwa penyakit jantung telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia, bahkan lebih cepat dari perkiraan tahun 2030.

Hal ini disampaikannya dalam rangka peringatan HUT ke-44 Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Sulawesi Tenggara (Sultra) yang bertema “Don’t Miss a Beat: Terus Bergerak, Terus Berdetak”, yang digelar di Taman Water Sport Kendari, Minggu (9/11/2025).

Bacaan Lainnya

“Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Bahkan pada tahun 2023 saja, penyakit ini sudah menduduki peringkat pertama,” ujar Dr. Asmarani.

Selain dampak sosial berupa kematian, tingginya angka penderita jantung juga memukul sektor ekonomi negara. Dr. Asmarani mengungkapkan bahwa biaya pengobatan penyakit ini menelan dana yang sangat besar.

“Asuransi yang paling banyak dibayarkan di Indonesia adalah untuk pasien penyakit jantung, dengan total mencapai Rp12 triliun. Ini menjadi alarm bagi kita semua bahwa penyakit jantung bukan hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga usia muda,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa edukasi dan perubahan gaya hidup adalah langkah pencegahan utama, sejalan dengan gerakan hidup sehat yang digalakkan pemerintah.

Dr. Asmarani menyarankan masyarakat menerapkan prinsip CERDIK sebagai panduan sederhana sehari-hari untuk merawat jantung diantaranya; Cek kesehatan berkala, minimal sekali dalam setahun. Enyah kan asap rokok, dengan cara berhenti atau mengurangi bertahap. Rajin berolahraga, seperti senam jantung sehat, zumba, atau jalan cepat. Diet seimbang, kurangi makanan berlemak, berminyak, dan manis berlebihan. Istirahat cukup, usahakan tidur sebelum pukul 10 malam agar metabolisme bekerja optimal. Dan Kelola stres, dengan menjaga keseimbangan emosi dan pikiran positif.

Ia menyebut, penerapan prinsip CERDIK dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan menjaga jantung tetap sehat. “Merawat jantung tidak perlu menunggu tua atau sakit, tapi dimulai sejak muda,” tegasnya.

Terkait aktivitas fisik, Dr. Asmarani memberikan anjuran yang berbeda bagi individu sehat dan yang sudah memiliki penyakit penyerta; Orang sehat cukup berolahraga 150 menit dalam seminggu. Dan untuk Penderita Hipertensi/Diabetes/Penyakit Jantung cukup 30–60 menit sebanyak 4–5 kali seminggu sesuai anjuran dokter.

Olahraga teratur diklaim mampu membantu meningkatkan suplai oksigen ke jantung dan menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen. “Jantung adalah pusat kehidupan. Selama ia berdetak, kita harus terus bergerak dan menjaganya dengan baik,” tutupnya.

Laporan: Nur Mina
Editor: Muhammad Sulhijah

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait