Kendari, Sultrademo.co – SMPN 12 Kendari, salah satu sekolah menengah pertama di Sulawesi Tenggara, tidak hanya menjadi tempat pendidikan bagi para siswanya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi para pedagang kantin yang berjualan di dalamnya.
Dengan kreativitas pengelolaan yang unik, sekolah ini telah membantu meningkatkan taraf perekonomian keluarga pedagang.
Ketua Pengelola Kantin SMPN 12 Kendari, Isrina Syarifuddin (39), menjelaskan sekolah telah menyediakan 13 petak kantin, dan sebanyak 11 petak telah diisi oleh para pedagang.
Kantin-kantin ini, dilengkapi dengan fasilitas listrik dan air, memberikan kemudahan bagi para pedagang untuk berjualan.
Proses pengelolaan kantin dilakukan melalui kerjasama dengan para pedagang melalui MoU. Pada tahun 2023, nilai distribusi pengelolaan kantin adalah Rp 3,5 juta per tahun, yang kemudian dinaikkan menjadi Rp 4 juta per tahun pada tahun 2024.
Peningkatan ini dilakukan karena masih banyak hal yang perlu diperbaiki di dalam kantin, seperti pembuatan meja dan kursi, perbaikan saluran air, dan pembayaran tukang.
“Uang itu digunakan untuk membuat meja dan kursi, kemudian untuk memperbaiki saluran air yang tersumbat serta pipanisasi untuk masing-masing kantin, juga untuk pembayaran tukang, itu semua sudah menjadi perencanaan pihak sekolah,” ujar Isrina saat ditemui di sekolah SMPN 12 Kendari, Selasa (30/4/2024).
Salah seorang pedagang kantin di SMPN 12 Kendari, Nirma (38), mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa menjadi bagian dari pedagang kantin di sekolah tersebut.
Meskipun omsetnya tidak menentu dan bergantung pada jumlah siswa yang berbelanja, Nirma merasa senang bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarganya.
“Alhamdulillah pak (sudah bisa membantu kebutuhan ekonomi sehari-hari). Tidak menentu pak (omset), tergantung dari jumlah siswa yang belanja. Sekitar Rp 500 ribu perhari,” ujar Nirma.
Menurutnya, biaya distribusi pengelolaan kantin di sekolah ini tidak memberatkan, bahkan lebih ringan dibandingkan dengan sekolah lain yang mencapai sekitar 10 juta per tahun.
“Kalau dihitung-hitung itu sudah lumayan ringan daripada di sekolah lain bahkan ada yang sekitaran Rp 10 juta per tahun,” tandasnya.
Dengan adanya inisiatif seperti ini, SMPN 12 Kendari tidak hanya menjadi tempat pendidikan yang baik bagi siswanya, tetapi juga menjadi contoh dalam memberdayakan pedagang lokal dan membantu meningkatkan perekonomian mereka.
Diharapkan, langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk melakukan hal serupa dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.