Kendari, Sultrademo.co – Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tenggara (PW GP Ansor Sultra)menanggapi dengan serius pawai yang terjadi serentak di berbagai daerah, termasuk di Kendari dan Baubau, dalam beberapa hari terakhir.
Pawai tersebut mengibarkan panji-panji yang menyerupai simbol organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) serta menyuarakan seruan jihad terhadap Palestina dan pendirian khilafah.
Dalam aksi tersebut, para peserta juga menyerukan kepada pemimpin negara untuk mengirimkan pasukan jihad ke Palestina serta berbagai ajakan lain yang dinilai berpotensi mengajak masyarakat mendukung ideologi khilafah.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tenggara Saninuh Kasim menegaskan bahwa fenomena ini menjadi alarm bagi semua pihak.
“Ini menunjukkan bahwa organisasi terlarang yang telah dibubarkan pemerintah masih eksis dan tetap berjuang untuk mendirikan negara khilafah. Ini adalah ancaman serius terhadap ideologi negara, yaitu Pancasila,” ujarnya, Rabu (5/2/2025).
Ansor Sultra juga meminta pemerintah untuk berkomitmen menjaga kehidupan damai dan harmonis di tengah keberagaman bangsa.
“Kami meminta pemerintah agar menekan dan tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok yang mengancam ideologi Pancasila. Ini sangat berbahaya bagi persatuan bangsa,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk mewaspadai organisasi yang memanfaatkan sentimen agama untuk melawan negara.
“Mereka menyanjung pemimpin negara tetapi di sisi lain mendelegitimasi ideologi bangsa. Ibaratnya, mereka menghormati pemilik rumah tetapi berusaha membakar rumah itu,” katanya.
Saninuh juga menekankan pentingnya menjaga dan merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kepada seluruh kader, kami meminta agar tetap waspada dan tidak bertindak sendiri-sendiri. Jika ada hal yang mencurigakan, segera laporkan melalui mekanisme organisasi dan koordinasikan dengan pihak berwenang,” tutupnya.
Gerakan Pemuda Ansor Sultra berharap semua pihak dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan keutuhan bangsa di tengah potensi ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.