Kendari, Sultrademo.co – Sebuah video yang memperlihatkan perkelahian antar siswa di SMA Negeri 4 Kendari mendadak viral di media sosial, Kamis (26/9/2024). Perkelahian yang diduga dipicu oleh masalah sumbangan untuk kegiatan sekolah itu melibatkan tujuh siswa. Dalam rekaman yang tersebar, para pelajar terlihat mengenakan seragam batik khas sekolah, dan seorang siswa malang tampak dikeroyok dengan kepala diinjak oleh pelaku lain.
Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kendari, Liyu, langsung merespons insiden ini dengan sikap tegas. Ia menyatakan bahwa sekolah tidak akan segan mengambil langkah ekstrim jika terbukti ada siswa yang bersalah.
“Jika investigasi membuktikan keterlibatan mereka, ketujuh siswa ini akan dikeluarkan dari sekolah,” ujar Liyu tegas, seperti dilaporkan SuaraKendari.
Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Dikbud Sultra) segera turun tangan menangani kasus tersebut. Kepala Dinas Dikbud Sultra, Yusmin, menggelar pertemuan pada Senin (30/9/2024), yang melibatkan berbagai pihak termasuk orang tua siswa, guru, alumni, serta korban dan pelaku.
Dalam pertemuan tersebut, beberapa langkah antisipatif diambil untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Beberapa poin penting yang disepakati dari pertemuan tersebut antara lain:
- Tidak ada siswa yang akan dikeluarkan dari sekolah.
- Para siswa yang terlibat wajib menandatangani pernyataan tertulis, dengan konsekuensi hukum jika mengulangi tindakan kekerasan.
- Tes narkoba dan tes psikologis akan dilakukan terhadap siswa yang terlibat, dan jika ada yang terbukti positif, rehabilitasi akan dijalankan.
- Tim pengawas khusus akan dibentuk di setiap kelas untuk mengawasi perilaku siswa.
- Rekonsiliasi antara korban dan pelaku akan dilakukan demi menciptakan suasana harmonis di sekolah.
Yusmin menyatakan bahwa penanganan insiden ini telah dilakukan secara kekeluargaan, namun pihaknya tetap mengutamakan tindakan preventif guna menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif.
“Kami harap langkah-langkah yang sudah diambil bisa menjadi solusi jangka panjang agar peristiwa serupa tidak terulang,” tutup Yusmin.
Viralnya kejadian ini telah memicu perhatian publik, menambah urgensi bagi pihak sekolah dan dinas terkait untuk segera menyelesaikan masalah dan memulihkan situasi.