Warga Angata Blokade Jalan, Tuntut Perbaikan Jalan Rusak

Konawe Selatan, Sultrademo.co – Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kecamatan Angata Bersatu (AMKA) kembali memblokade jalan poros Motaha-Andoolo pada Jumat (27/12/2024).

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas rusaknya jalan sepanjang 10 kilometer yang melintasi enam desa dan tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah.

Bacaan Lainnya

Para demonstran juga membentangkan spanduk bertuliskan, “Bapak Presiden, Tolong Aspal Jalan Kami”, di lokasi blokade.

Johan, S.Pd., salah satu penanggung jawab aksi, menyebutkan bahwa ini bukan kali pertama warga memprotes kondisi jalan tersebut.

“Aksi seperti ini sudah berulang kali kami lakukan. Ini bentuk kekecewaan kami karena selama puluhan tahun, pemerintah pusat maupun provinsi tidak peduli terhadap perbaikan jalan poros Motaha-Andoolo yang kondisinya rusak parah,” ujar Johan.

Dalam aksi ini, AMKA menyampaikan enam poin tuntutan, yaitu:

1. Mendesak DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya Komisi IV yang membidangi infrastruktur, untuk segera menganggarkan perbaikan jalan poros Motaha-Andoolo sepanjang 27 kilometer.

2. Meminta Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara mengalokasikan anggaran pengaspalan jalan tersebut dalam triwulan pertama tahun anggaran baru.

3. Meminta anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara, terutama Komisi V, Ir. Ridwan Bae, agar menyuarakan perubahan status jalan menjadi jalan nasional dan mendorong kementerian terkait untuk segera memperbaikinya.

4. Mendesak pemerintah provinsi untuk langsung meninjau kondisi jalan yang telah banyak memakan korban.

5. Meminta pemerintah provinsi memprioritaskan anggaran pengaspalan jalan poros Motaha-Andoolo dari dana Rp19 triliun yang dikucurkan pemerintah pusat.

6. Meminta anggota DPD RI asal Sulawesi Tenggara, La Ode Umar Bonte, untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat hingga terealisasi.

Senada dengan itu, Muh. Yayan Hidayat, S.K.M., salah satu penanggung jawab aksi lainnya, menambahkan bahwa warga sudah lama merasakan dampak buruk dari jalan rusak ini.

“Sudah puluhan tahun jalan ini rusak parah, tapi pemerintah provinsi maupun pusat tidak pernah memberikan perhatian. Kerusakan sepanjang 10 kilometer ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat,” katanya.

Warga mengancam akan menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

“Jika tidak ada kepastian terkait pengaspalan jalan ini, kami akan terus memblokade jalan utama menuju Kota Kendari dan sekitarnya,” ujar Yayan.

Ia juga menegaskan bahwa warga telah muak dengan janji-janji para pemangku kebijakan. “Ini aksi ketiga kami. Pertama tahun 2018, kedua tahun 2022, dan hari ini. Kami berharap suara masyarakat Angata kali ini benar-benar didengar,” tegasnya.

Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas dari Andoolo dan Benua menuju Kendari terhenti. Pantauan di lapangan menunjukkan blokade dilakukan di Desa Puulipu, Kecamatan Angata, sehingga kendaraan tidak dapat melintas.

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Penulis: Jumardin
Editor: Muhammad Sulhijah

Pos terkait