Bali, Sultrademo.co – Indonesia dan Zanzibar semakin mempererat hubungan ekonomi melalui kerja sama di sektor ekonomi biru. Kolaborasi ini dibahas dalam Zanzibar-Indonesia Investment Forum yang diselenggarakan di sela-sela Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali. Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Mansyuri, membuka forum dengan tema “Navigating New Horizons in Blue Economy Cooperation”(1/9/2024).
Forum ini dihadiri oleh Presiden Zanzibar, Hussein Ali Mwinyi, bersama Menteri Tenaga Kerja, Ekonomi, dan Investasi Zanzibar, Sharif Ali Shariff. Lebih dari 100 pelaku usaha serta pemangku kepentingan dari Indonesia, Zanzibar, dan Tanzania turut hadir, menandakan pentingnya forum ini dalam memperkuat kerja sama antara kedua wilayah.
Dalam sambutannya, Pahala menekankan hubungan historis antara Indonesia dan Afrika yang berakar sejak Konferensi Asia-Afrika 1955. Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dan Afrika, dengan PDB gabungan sekitar USD4,4 triliun serta kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Menurutnya, sektor ekonomi biru sangat relevan dan strategis untuk dikembangkan oleh negara kepulauan seperti Indonesia dan Zanzibar.
Pahala memperkenalkan Blue Economy Framework yang telah dikembangkan oleh Indonesia, yang bertujuan meningkatkan pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Potensi kerja sama antara Indonesia dan Zanzibar meliputi pariwisata dan perhotelan, perikanan tangkap dan budidaya, pengembangan infrastruktur pelabuhan, pengolahan rumput laut, serta sektor minyak dan gas.
“Ekonomi biru adalah sektor yang sangat potensial untuk kita kembangkan bersama. Ini merupakan peluang emas bagi pelaku usaha untuk memperkuat kehadiran di pasar Afrika Timur dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Pahala.
Presiden Zanzibar, Hussein Ali Mwinyi, dalam pidatonya, menyatakan bahwa Indonesia dan Zanzibar memiliki banyak kesamaan sebagai negara kepulauan, termasuk komitmen terhadap pengembangan sektor maritim dan pelestarian lingkungan laut. Ia mengundang para investor Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam pengembangan sektor ekonomi prioritas di Zanzibar.
Diskusi dalam forum ini juga menampilkan Direktur Eksekutif Zanzibar Investment Promotion Authority, Saleh Saad Mohamed, serta Direktur Fasilitas Investasi Tanzania Investment Centre, Rovokatus A. Rashel. Mereka memaparkan potensi Zanzibar dan Tanzania sebagai destinasi investasi utama di Afrika Timur, dengan menekankan stabilitas politik, keamanan, dan kepastian hukum sebagai daya tarik utama bagi investor asing.
Sebagai wilayah semi-otonom yang terletak di lepas pantai Afrika Timur, Zanzibar memiliki hubungan politik dengan Tanzania namun tetap mempertahankan parlemen dan presiden sendiri. Forum Investasi Zanzibar-Indonesia ini menjadi platform penting untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Zanzibar serta mendorong pembangunan berkelanjutan di masa depan.