Oleh: Hidayatullah, SH
Koordinator Relawan
Pendahuluan
Saya memulai dari cerita berdasarkan pengalaman pribadi sehingga saya bersinggungan dengan dunia relawan cegah Covid-19 didang edukasi dan ketahanan pangan Kota Kendari. Untuk memutuskan sebagai relawan atau menjadi relawan di tengah peran saya sebagai profesional. Bermula disaat anak saya yang menempuh studi kedokteran di Wuhan China tempat asal dari awal penyebaran virus Corona yang sekarang kita kenal dengan istilah Covid-19.
Ketika itu diawal Januari 2020 wabah corona merebak membuat anak saya dan mahasiswa Indonesia yang studi di Wuhan China mengalami isolasi wilayah sehingga mereka terkurung dalam asrama masing-masing. Selain Isolasi wilayah, situasi Kota Wuhan disertai teror kematian warga Wuhan yang setiap hari ratusan jiwa dan berdampak pada aib sosial yang sungguh membuat kami orang tua sangat khawatir. Belum lagi psikologis anak-anak kami yang tertekan selama dalam masa isolasi itu.
Singkat cerita atas peran diplomasi yang efektif dari Pemerintah Indonesia sehingga anak-anak kami dapat dievakuasi kembali ke Indonesia dengan masa transit untuk menjalani protokol isolasi kesehatan di natuna selama 14 hari. Setelahnya diserahkan kepada Pemerintah daerah masing-masing, dan anak saya diserahkan kepada pemkot Kendari. Melalui Walikota Kendari akhirnya menyerahkan anak kami kembali dipangkuan kami orang tua.
Sejak itulah saya terpanggil untuk ingin membantu sesama bagi yang terdampak Covid-19. Jadi motivasi memilih menjadi relawan adalah panggilan jiwa atas derita yang pernah saya lalui dan berjanji untuk ikut dalam misi kemanusiaan apapun yang dapat meringankan beban siapa saja yang terdampak sama maupun kondisi lain dari serangan virus yang mematikan ini.
Terbentuknya Posko Relawan
Tepatnya 31 Maret saya diajak diskusi dengan Walikota Kendari Bapak Sulkarnain Kadir untuk bagaimana membangun dan menumbuh kembangkan solidaritas sosial publik agar bisa bersama-sama Pemerintah Kota dalam mengatasi kebutuhan pokok warga yang terdampak Covid-19 akibat ekonomi yang melemah, kehilangan pekerjaan atau kurangnya pendapatan dalam masa pendemi tersebut.
Akhirnya tepat tanggal 2 April 2020 Walikota kendari membentuk tim bidang edukasi dan penggalangan dana dalam komposisi tim ketahanan pangan tanggap darurat bencana akibat wabah penyakit Covid-19 sesuai SK Nomor 320 Tahun 2020, maka sejak SK diterbitkan pada saat yang bersamaan posko relawan lawan-cegah Covid-19 kami dirikan di areal ex MTQ beralamat Jl. Jend. A. Yani kelurahan Bende, Kecamatan Kadia. Posko ini menyatu dengan warkop coffee story yang ownernya juga sebagai bagian dari tim yang dibentuk oleh Walikota Kendari. Kemudian disusul dengan Surat Tugas Walikota Kendari Nomor 466.2/1217 Tahun 2020 Untuk Melakukan Penggalangan Dana dan Bahan Kebutuhan Pokok serta Pengadaan Masker Kain Untuk disalurkan Kepada Masyarakat Yang Membutuhkan di Wilayah Kota Kendari. Serta membentuk Relawan Kelurahan disingkat Repkel dengan jumlah paling banyak 3 orang setiap Kelurahan tersebar diseluruh 65 Kelurahan di Kota Kendari.
Ada tiga hal yang berkesan bagi saya diawal pembentukan Posko Relawan tersebut terkait donasi awal, sebagai berikut;
- Terhadap owner Coffe Story yang secara sukarela dan ikhlas mengizinkan warkopnya dijadikan sebagai wadah awal untuk menjadi posko utama;
- Sumbangan awal bahan pokok dari rekan aktivis sebagai pembuka donasi dan menjadi pemicu awal viralnya gerakan berdonasi untuk warga yang terdampak covid-19 di Kota kendari;
- Sumbangan sukarela tiga kaplingan tenda sarnival dari rekan Sudirman (Anggota DPRD Provinsi Sultra) yang secara cuma-cuma diserahkan untuk digunakan sebagai wadah utama Posko Relawan.
Sejak itulah saya merasa bersyukur bisa berkenalan dengan manusia- manusia dermawan dan bergabung dengan relawan-relawan yang hatinya tulus membantu sesama. Tanpa meminta imbalan, tapi tetap bekerja secara profesional. Bagi saya selaku koordinator relawan bahwa pilihan menjadi Relawan atau volunterr adalah hal yang anomali, dimana kebanyakan orang sibuk memikirkan dirinya sendiri, justru para relawan meluangkan waktunya untuk menolong sesama tanpa meminta imbalan. Misinya hanya satu “kemanusiaan”.
Aktivitas dan Dinamika Relawan
Kendatipun dalam penugasan resmi Bapak Walikota Kendari tidak secara eksplisit menyebut kami sebagai Relawan tetapi kami lebih memilih kata Relawan pada Posko yang kami dirikan. Kenapa Relawan karena kami adalah orang-orang berkumpul secara sukarela, dengan kemauan sendiri, dengan rela hati, atas kehendak sendiri bukan karena kepentingan politis atau ajakan orang lain. Karena voluntaire dalam bahasa Prancis yang berarti rela.
Di dunia relawan yang kami jalani dimasa pendemi covid-19 ini, rasa senang justru sudah hadir di saat melakukan kegiatan menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Relawan kami disebut dengan relawan berdasi dan berkacu atau sukarelawan kaum professional dan sukarelawan dari tim kepanduan pramuka Kwarcab Kota Kendari. Banyak orang menilai kami sebagai orang-orang yang terpanggil hatinya untuk rela melakukan kebaikan dengan rasa senang.
Oleh orang kebanyakan tidak bisa dimengerti apa yang kita lakukan sebagai relawan Cegah covid-19 dengan bertarung diluar rumah ditengah semua orang berdiam diri dalam rumah akibat wabah Covid-19, “kok ada orang yang mengorbankan waktu, tenaga dan mempertaruhkan kesehatannya sendiri dan juga bahkan materinya dengan tulus tanpa mengharap imbalan ?”. Tetapi kami ada banyak alasan kenapa harus menjatuhkan pilihan menjadi relawan dan menjadi sangat berani untuk melakukannya.
Menolong orang bukanlah hal yang mudah. Setidaknya harus memiliki sesuatu yang berlebih untuk bisa membantu orang yang membutuhkan. Entah itu waktu, tenaga, materi ataupun pemikiran. Selain itu memiliki keberanian untuk melakukannya, siap berkorban dan menanggung resikonya sendiri. Meski tidak mudah, namun tidak menyurutkan kami sebagai sukarelawan melakukan aksi sukarela membantu Pemerintah Kota Kendari untuk warga Kota Kendari yang terkena dampak wabah Covid-19.
Dalam banyak aktifitas kerelawanan kami mungkin ada sikap narsistik karena banyak publikasi melalui sarana media termaksud medsos. Sebenarnya bukan karena suatu kesombongan, tetapi wujud rasa percaya diri kami sebagai relawan yang mendapatkan kepercayaan dari orang lain para dermawan dan kepercayaan dari Pemerintah Kota Kendari yang belum tentu semua orang dapat terlibat dan melakuknnya tanpa kepercayaan itu. Mendapatkan pujian dan apresiasi, atau bentuk penghargaan lainnya adalah salah satu faktor penting yang juga membangun rasa percaya diri kami sebagai Relawan yang sampai hari ini masih setia dalam misi kemanusiaan ini.
Memang cukup banyak dinamika dalam proses perjalanan kisah heroik para Relawan sejak tanggal 2 April 2020 terbentuk. Kami bisa mengetahui informasi setiap saat penyebaran covid-19, bertemu orang baru yang dermawan, berjumpa orang dengan pemikiran baru. Bisa mempelajari cara pandang yang berbeda dan semangat setiap orang untuk berdonasi maupun menjadi relawan. Tentunya banyak pengalaman dan hal baru. Banyak mengenal dan berinteraksi dengan masyarakat kecil yang sangat sulit kehidupannya. Kita bisa ketemu orang dengan background yang berbeda termaksud cara kerja yang berbeda tetapi tetap dalam satu misi kemanusiaan. Dan akhirnya di relawan inilah saya menemukan bagaimana untuk belajar menjadi ikhlas, sabar dan merendahkan diri serendah-rendahnya karena ada saja orang memandang rendah orang lain walaupun mereka menyadari bahwa tak pantas orang direndahkan apapun alasannya. Tetapi itulah dinamika dunia kerelawanan yang akan selalu mewarnai pribadi setiap orang ketika akan kembali berada dalam dunia profesi masing-masing.
Yang membanggakan dan patut apresiasi semua pihak adalah pengumpulan donasi dalam bentuk paket bahan pokok maupun dana terkumpul dalam kurun waktu dua bulan lebih berkisar hampir dua ribu paket bahan pokok dan lebih dari dua Miliar Rupiah donasi dalam bentuk uang yang disalurkan melalui rekening Covid-19 Kota Kendari. Semua bantuan donasi ini dilaporkan setiap minggu di media center gugus tugas covid-19 Pemkot Kendari. Bantuan donasi dari berbagai pihak baik perorangan maupun lembaga/organisasi kemasyarakatan, pihak swasta, pemerintah maupun BUMN/BUMD.
Begitupula relawan tim eduksi dengan segala upaya baik melalui media sosial maupun sarana selebaran, pamflet, baliho maupun gerakan kampanye menjaga jarak, senantiasa menjaga kesehatan, cuci tangan, tidak berkerumun serta menggunakan masker dan juga turut serta dalam pembagian masker kepada warga Kota Kendari yang sampai saat ini masih terus digalakkan.
Kerja Relawan Masa New Normal; Gagasan Menuju Kelurahan Tangguh-Mandiri
Diawal Juni 2020 imbauan untuk berdiam di rumah saja telah berganti menjadi ajakan untuk berdamai dengan virus corona. The new normal, istilahnya. Artinya, kegiatan ekomoni, pendidikan, maupun sektor-sektor lain dalam kehidupan sudah dipersiapkan agar bisa kembali bergeliat, tapi dengan modifikasi tertentu agar penyebaran penyakit ini bisa tetap berkurang. Satu hal yang perlu ditekankan adalah meski mall, sekolah, dan tempat-tempat publik lainnya sudah kembali dibuka, virus corona masih tetap ada. Jadi, kita tetap tidak bisa melakukan semua kegiatan seperti sebelum pandemi terjadi. Kita perlu mengubah pola pikir dan harus menerima kenyataan bahwa pandemi ini tidak akan benar-benar berakhir hingga vaksin Covid-19 ditemukan.
Sehingga begitupula pada pola dan orientasi kerja kami Relawan harus melakukan penyesuaian sesuai keadaan dan kondisi dibawah new normal. Tentunya pengumpulan donasi melalui posko utama sudah tidak lagi maksimal dan efektif. Harus dibangun keasadaran baru warga agar harus tangguh dan mandiri dalam mengatasi penyebaran wabah covid-19 maupun kebutuhan ekonomi dalam wilayah masing-masing dalam satuan kecil seperti RT, RW atau Kelurahan.
Maka atas keadaan diatas tercetuslah gagasan “Kelurahan Tangguh dan Mandiri” dimasa Pandemi COVID-19 yang dicetuskan oleh Relawan tim edukasi lawan cagah Covid-19 Kota Kendari untuk menselaraskan dengan keadaan terkini untuk hidup dibawah ‘new normal”. Kelurahan Tangguh-Mandiri bisa membangunkan kesadaran masyarakat menghadapi bencana wabah corona yang menerpa disegala lapisan masyarakat. Kelurahan tangguh-Mandiri adalah tangguh dalam mencegah penyebaran covid-19 dan mandiri dalam ekonomi dilingkungannya. Relawan yang ditugaskan dimasing-masing kelurahan ini juga tidak hanya sebatas media penyalur bantuan bahan pokok tetapi juga bisa memberikan edukasi dan imbauan kepada masyarakat secara luas tentang pentingnya menjaga kesehatan dan bergotong-royong untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Semoga dengan adanya Kelurahan Tangguh dan mandiri ini bisa memberikan semangat warga di Kota Kendari untuk bersama-sama menghadapi wabah Corona. Termaksud juga menjaga Kantibmas di saat pandemi Corona di Kelurahan masing-masing. Harus ada komitmen bersama warga dengan melihat pandemi COVID-19 yang berdampak sangat luas di kalangan semua elemen masyarakat. Sudah cukup banyak yang terdampak dengan penghasilan yang berkurang dan membuat ekonomi warga terganggu.
Kami berharap masyarakat dan aparatur pemerintahan ditingkat Kelurahan, RT, RW harus bisa sama-sama sadar dan berjuang. Kalau sudah Kelurahan Tangguh dan Mandiri maka otomatis lingkup Kecamatanpun bisa tangguh dan mandiri dan akhirnya menjadi Kota Kendari yang tangguh dan mandiri dalam dalam mengatasi penyebaran Covid-19.
Menuju Kelurahan tangguh dan mandiri ini warga harus terus diajak untuk berpikir positif karena pemerintah maupun solidaritas sosial publik punya batas waktu untuk memenuhi kebutuhan dasar dan pokok warga. Yang luput dari kesadaran kita adalah sebenarnya warga Kota Kendari punya kapasitas yang besar dalam hal kegotong-royongan. Hanya dengan gotong royong dan hidup dalam kebersamaan wabah Covid-19 ini dapat diamputasi penyebarannya sampai ditemukkannya vaksin sebagai penangkal Covid-19.
Penutup
Demikian sekelumit cerita singkat perjalanan Relawan cegah Covid-19 ketahanan pangan Kota Kendari dengan berbagai dinamika, gagasan dan kerja-kerja nyata kemanusiaan dalam membantu Pemerintah Kota Kendari terhadap warga yang terdampak akibat wabah Covid-19. Cerita singkat ini bisa menjadi tapak jejak anak-anak bangsa yang berjuang untuk sebuah misi atas nama kemanusiaan.