Jakarta, Sultrademo.co – Sebanyak 83 petugas pengawas pemilu ad hoc meninggal dunia selama penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024. Selain itu, puluhan petugas lainnya mengalami sakit dan luka akibat tugas pengawasan.
Dilansir dari detik.com Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, mengungkapkan data tersebut dalam rapat evaluasi Pilkada 2024 bersama Komisi II DPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Ia menyampaikan bahwa sejumlah petugas pengawas pemilu juga mengalami sakit ringan hingga berat.
“Sebanyak 83 pengawas ad hoc meninggal dunia, 19 petugas mengalami sakit berat, 31 sakit ringan, 4 mengalami cacat, 23 mengalami luka berat, dan 45 luka ringan,” ujar Bagja.
Mayoritas petugas yang meninggal dunia berasal dari Panwaslu Kelurahan/Desa (PKD). Untuk menghargai jasa mereka, Bawaslu memberikan santunan lebih dari Rp 40 juta kepada keluarga korban.
“Bantuan diberikan dalam bentuk BPJS dan santunan kerahiman bagi petugas yang mengalami kecelakaan atau meninggal dunia,” jelas Bagja.
Selain santunan resmi dari pemerintah, Bawaslu juga melakukan upaya tambahan untuk membantu keluarga korban melalui mekanisme gotong royong yang diinisiasi oleh lembaga tersebut.
“Di samping santunan pemerintah, kami juga menggalang bantuan secara gotong royong untuk membantu keluarga petugas yang meninggal dunia, sehingga total santunan yang diberikan lebih dari Rp 40 juta,” tambahnya.
Kasus meninggalnya petugas pemilu ini kembali menyoroti perlunya evaluasi terhadap beban kerja dan perlindungan bagi pengawas pemilu dalam setiap tahapan pesta demokrasi di Indonesia.