BUTON TENGAH SULTRADEMO.CO – Bupati Buton Tengah (Buteng) H. Samahuddin menyayangkan langkah Dinas Sumber Daya Alam (SDA) dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tak berkoordinasi dengan Pemda Buteng saat melakukan pengaspalan jalan provinsi di wilayahnya.
Menurut orang nomor satu di Buteng itu, seharusnya terlebih dahulu ada pembicaraan terkait titik mana jalan provinsi dari Desa Lakapera sampai Pelabuhan Wamengloli yang sangat membutuhkan pengaspalan.
Hal ini karena anggaran pengaspalan jalan tersebut hanya dijatah Rp 1,9 miliar dengan perkiraan panjang pengaspalan sekitar 800 meter saja.
“Itu pun lebar pengaspalannya hanya berkisar di angka 4,5 meter saja, masih sangat sempit untuk level jalan provinsi,” bebernya.
Menurutnya daripada titik pengaspalan dimulai dari Pertamina Lombe, lebih baik dimulai dari dalam perkampungan Desa Lakapera. Sebab kondisi jalan di desa tersebut sangat parah kerusakannya, lubang jalan bahkan ada yang mencapai 50 centimeter sehingga rawan terjadinya kecelakaan.
“Tapi kalau aspalnya hanya lebar 4,5 meter saja, lebih baik aspalkan di jalur Labungkari ini untuk mendukung program daerah membangun Tugu Berkah. Sehingga nantinya sejalan dengan pengaspalan jalan kabupaten di simpangan Tugu Berkah,” terangnya.
Samahuddin berharap pengaspalan jalan provinsi dari perbatasan Kabupaten Muna di Desa Lakapera sampai Lombe bisa mengikuti lebar jalan yang sudah diperlebar Pemkab Buteng pada 2019 lalu yaitu 10 sampai 12 meter.
“Jangan kita diaspalkan dengan lebar 4,5 meter saja. Padahal, 2019 lalu saya lakukan pelebaran disuruh Pak Gubernur. Harapannya dengan pelebaran dari Desa Lakapera sampai Lombe tersebut bisa dua jalur,” tuturnya.
Oleh karena itu Ia meminta Dinas SDA dan Bina Marga Sultra untuk melakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu sebelum melakukan pengaspalan jalan provinsi di Buton Temgah.
“Kalau bisa Kadisnya turun lapangan juga untuk memastikan kondisinya, agar sesuai kebutuhan daerah dan harapan masyarakat Kabupaten Buteng,” tambahnya.
Ia menambahkan, masyarakat Desa Lakapera sudah lama mendambakan jalan provinsi yang melalui desanya tersebut diaspal. Mereka sudah cukup lama menderita dengan debu dan jalan becek penuh kubangan air bila musim penghujan tiba.
“Jangan sampai masyarakat Desa Lakapera tidak bisa lagi bersabar, kemudian demo besar-besaran di provinsi sana,” ujarnya.
Ia berharap di tahun 2022 nanti pemerintah provinsi bisa menganggarkan lagi dengan porsi yang cukup untuk pengaspalan di Desa Lakapera. “Mudah-mudahan bisa dibantu diperjuangkan teman-teman anggota DPRD provinsi dari Dapil Buteng,” harapnya.
Bupati yang akrab disapa Laramo ini mengaku menerima banyak keluhan terkait kondisi jalan rusak dan berlubang yang bisa memicu terjadinya kecelakaan ini.
“Jadi saya berharap dari provinsi baiknya datang ke Buteng untuk melihat kondisi jalan yang ada di sini” Tutupnya.
Laporan : Irfan