Bupati Butur Ekspor 48 Ton Jambu Mete ke Vietnam

Buton Utara, Sultrademo.co– Menjelang akhir masa jabatan, Bupati Buton Utara, Abu Hasan kembali mengirim hasil pertanian jambu mete ke Negara Vietnam.

Jumlah ekspor hasil komoditi itu mencapai 48 ton atau setara dengan 3 kontainer. Andai bukan saat pandemi, kata Abu Hasan pihaknya akan mengekspor 700 ton atau setara 58 kontainer.

Bacaan Lainnya
 
 
 

“Yang terekspor hari ini ini belum ada 10 % dari produksi Buton Utara yang memiliki luas Lahan 7000 Ha dan produksi kurang lebih 4000 ton per tahun,” katanya saat melepas secara resmi ekspor jambu mete. Jum’at 15/1/2021.

Abu Hasan menjelaskan, ekspor komoditas dari Buton Utara sudah dilakukan tiga kali sesuai dengan program Kementerian Pertanian yang dienal gerakan tiga kali ekspor atau disingkat gratieks.

“Yang pertama pada Mei 2020 ekspor kopra putih sebanyak 1 kontainer ke China dengan mitra PT Inacom.
Yang Kedua pada bulan November ke Australia 2020 dengan komoditas beras organic Wakawondu dan ikan bete bete. Bermitra dengan Peter East Melbourne. Dan yang ketiga ke Vietnam seharusnya bulan Desember karena kapal dan container ekspor agak sulit sehingga tertunda sampai bulan Januari,” jelasnya.

Bupati Butur berterimakasih kepada Menteri Desa dan Staff Ahli Menteri Bidang Hubungan antar Lembaga Kemendes Samsul Widodo lantaran memfasilitasi buyer kopra putih dan mente bermitra dengan pelaku usaha di Buton Utara.

Tak lupa Ditjen Pengembangan Kawasan Pedesaan yang mengawal program unggulan Kawasan padi organik.

“Bulan Januari 2020 saya menghadap ke Menteri desa bahwa Buton Utara memiliki Produk komoditas pertanian dan perikanan dan langsung ditindak lanjuti dengan mendatangkan buyer,”bebernya.

Abu Hasan menambahkan bahwa Buton Utara memiliki banyak komoditas Uuggulan ekspor diantaranya, jambu mete seluas 7000 Ha produksi 4000 Ton/Ha, beras merah organik wakawondu seluas 800 Ha potensi 1500 Ha, kelapa seluas 6500 Ha, dan rumput laut 700 Ha potensi 6900 Ha.

“Rumput laut kami luncurkan varietas baru silangan kultur jaringan dan rumput lokal yang kami namakan varietas Kulisusu. Bibit Kulisusu ini sudah dipakai di beberapa kabupaten.

Dirinya komitmen membangun ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan itu telah dibuktikan selama periode jabatannya. Komoditas ini, dia dampingi dari hulu sampai hilir, dari budidaya dan subsisdi pupuk serta sarana prasarana dan peningkatan kapasitas petani, pabrik, pupuk organic MA 11 yang difasilitasi dari Bank Indonesia hingga pemasaran.

“Di Kendari kami punya toko oleh oleh wakawondu di jalan sao sao yang menjual semua produk unggulan Buton Utara, mungkin tamu dari pemprov ada tamu bisa diarahkan belinya di toko wakawondu. Beras organic sudah dipasarkan hingga level nasional. Bulan November kami kirim satu container beras organic ke Jakarta agar bisa masuk pasar Jakarta yang konsumennya lebih luas dan ke depan akan kami tambah skala ekonominya,” tutupnya. (AK)

 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait