Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terus tancap gas dalam upaya menekan laju inflasi sekaligus memperluas akses pendidikan berkualitas di daerah.
Dua agenda itu dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Sosialisasi Sekolah Unggulan Garuda, yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual.
Rakor dipimpin langsung oleh Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir, dan turut melibatkan sejumlah kementerian serta lembaga strategis lainnya. Dalam arahannya, Tomsi menekankan pentingnya menanam komoditas pangan di daerah masing-masing untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok.
“Tidak perlu luas, yang penting cukup untuk kebutuhan di kampung sendiri. Ini soal ketahanan pangan dan stabilitas harga,” ujar Tomsi, Senin (14/4/2025).
Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam paparannya menyebutkan bahwa inflasi nasional per Maret 2025 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Tiga komoditas utama penyumbang inflasi adalah bawang merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Di Sultra, Wakatobi mencatatkan indeks perkembangan harga (IPH) tertinggi di luar Jawa dan Sumatera, yakni 4,16%. Kenaikan signifikan juga terjadi di Buton Utara (2,36%) dan Muna (1,7%) akibat keterbatasan akses transportasi laut.
“Distribusi barang terganggu karena akses laut yang tidak selalu stabil. Ini menjadi tantangan kita,” kata Sekda Sultra, Dr. Asrun Lio.
Sebaliknya, Buton Selatan dan Kolaka Timur justru mencatatkan IPH terendah. Hal ini dipicu oleh kelancaran distribusi logistik di dua daerah tersebut. Pemprov Sultra pun menyatakan komitmennya untuk memperkuat produksi lokal dan memperbaiki jalur distribusi sebagai solusi jangka panjang.
Selain isu inflasi, Rakor juga membahas program pendidikan unggulan. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, memaparkan program Sekolah Unggulan Garuda yang merupakan inisiatif langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden ingin menjangkau daerah-daerah yang belum tersentuh akses pendidikan unggulan, terutama di bidang sains dan teknologi,” ujar Stella.
Program ini merupakan bagian dari Asta Cita yang menekankan penguatan sumber daya manusia, kesetaraan akses pendidikan, serta dukungan terhadap perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Laporan: Arini Triana Suci R
Editor: Muhammad Sulhijah