Kendari, Sultrademo.co – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari menggelar wokrhsop bertajuk “Membangun narasi pemilu inklusif dan aksi kolektif” disalahsatu hotel di Kendari, selama 3 dan 4 Februari 2024.
Kegiatan itu diikuti jurnalis, organisasi masyarakat sipil dan kaum marjinal.
Ketua AJI Kendari Rosniawati Fikri mengatakan, tujuan dari kegiatan ini untuk membangun kesadaran kepada peserta dan semua pihak bila memiliki hak yang sama dalam bernegara.
“Keragaman adalah bagian dari sistem demokrasi. Olehnya itu, harus saling menghargai dan tidak mendiskriminasi dalam hal apapun. Entah itu politik, agama, ras, gender, dan lainnya,” ujar Ros sapaan akrabnya, Minggu (4/2/2024).
Ia berharap materi yang diperoleh selama kegiatan bisa diaplikasikan dan disebarkan di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, bisa menimbulkan kesadaran kolektif bila semua perbedaan harus dihormati tanpa memandang latarbelakang seseorang.
Narasumber dari kegiatan ini adalah Ketua Komisi Pemantau Pemilu Sultra Muh. Nasir dan Pengurus AJI Indonesia Nani Afrida.
Dalam materinya, Muh. Nasir mengatakan pelanggaran pemilu sudah sangat rentan. Terutama urusan politik uang. Ini adalah pelanggaran yang sangat sulit dicegah. Sebab suara dikonversi dengan uang ratusan ribu.
Para kontestan pemilu, kata dia, menganggap suara masyarakat bisa dibeli dengan uang. Bahkan, kini yang terbaru adalah bansos pemerintah seolah-olah berasal dari kandidat tertentu.
“Ini yang harus kita bangun kesadaran kepada masyarakat, bila bansos itu tak ada hubungannya dengan peserta pemilu. Bansos itu sumbernya dari uang pajak rakyat yang diserahkan kepada pemerintah untuk dikelola,” beber Nasir.
Sementara itu, Pengurus AJI Indonesia, Nani Afrida mengatakan jurnalis harus menulis berita tanpa melibatkan suasana kebatinan. Harus objektif. Menyajikan data.
Selain itu, bila menulis berita sebuah masalah, kata dia, mestinya memberikan solusi dengan mewawancarai orang-orang yang kompeten.
“Jurnalis bila menulis berita yang sumir, itu bisa menimbulkan bias di masyarakat dan juga dosa bagi jurnalis itu sendiri. Karena harus menulis berita dengan menjelaskan secara terang akar masalah, lalu berikan solusi,” paparnya.