Dari Angkut Barang ke ITB: Devit Diarak Rektor, ‘Inilah Harapan Bangsa’

Ketgam : Devit (kiri) bersama Rektor ITB (kanan) diantar bersama warga kampung halamannya ke Kampus ITB

Bukittinggi, Sultrademo.co – Haru dan kebanggaan menyelimuti warga sebuah kampung sederhana di Bukittinggi, Sumatera Barat. Seorang pemuda bernama Devit Febriansyah, anak seorang kuli angkut, berhasil menembus gerbang salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia: Institut Teknologi Bandung (ITB).

Devit bukanlah siswa biasa. Di tengah segala keterbatasan ekonomi, ia menorehkan prestasi luar biasa, termasuk menembus 16 besar nasional Olimpiade Matematika Pelajar Indonesia. Perjuangannya tak sebatas di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari—menabung sendiri untuk sekolah dan membantu orang tuanya bekerja.

Bacaan Lainnya

Namun, perjuangan itu tidak ia tempuh sendirian. Seluruh warga kampungnya bahu membahu, melakukan patungan untuk membiayai kebutuhan sekolah dan hidup Devit. Mereka menyediakan uang bulanan, perlengkapan sekolah, hingga keperluan masuk kuliah. Sebuah wujud solidaritas yang langka dan menyentuh.

Kisah ini viral dan menyentuh banyak hati, termasuk Rektor ITB. Dalam momen yang tak terlupakan, sang rektor menjemput langsung Devit dari kampung halamannya dan mengaraknya secara resmi di kampus ITB, sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan prestasinya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa talenta itu ada di mana-mana, tidak semata dari latar ekonomi—Devit adalah bukti nyata bahwa dengan semangat dan dukungan, siapapun bisa berprestasi,” ujar Rektor ITB saat melepas Devit di kampus.

Pengakuan ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi simbol penting: bahwa prestasi dan semangat belajar tidak mengenal batas ekonomi. Kisah Devit menunjukkan bahwa dengan dukungan komunitas dan keberanian bermimpi, masa depan bisa ditulis ulang.

Laporan : Uci Lestari
Editor : UL

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait