SP Kendari Suarakan Isu Penggusuran lewat Program “Goes to Campus” di UHO

Kegiatan Goes To Campus yang diselenggarakan oleh SP Kendari.

Kendari, Sultrademo.co Solidaritas Perempuan (SP) Kendari kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan pesisir dan nelayan yang terpinggirkan.

Melalui kegiatan bertajuk “Goes to Campus” yang digelar di Universitas Halu Oleo (UHO), Andounohu, Selasa (17/6/2025), SP Kendari menggandeng mahasiswa dan akademisi untuk menyuarakan berbagai persoalan yang dihadapi perempuan pesisir dan perempuan miskin kota.

Bacaan Lainnya

Program ini menjadi salah satu strategi advokasi dan pendidikan publik yang bertujuan memperluas solidaritas lintas sektor, khususnya dengan kalangan muda dan komunitas kampus.

“Lewat Goes to Campus, kami ingin membawa suara perempuan dari akar rumput langsung ke ruang akademik. Isu penggusuran bukan hanya soal hilangnya tempat tinggal, tapi juga ketimpangan struktural dan ketidakadilan gender yang terjadi secara sistemik,” ujar Cristien, Koordinator Program SP Kendari.

Menurut Cristien, kampus memiliki posisi strategis sebagai ruang berpikir kritis. Karena itu, keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam isu-isu masyarakat, khususnya yang menimpa kelompok rentan seperti perempuan pesisir, sangat penting.

Diskusi di UHO kali ini membuka ruang dialog antara masyarakat pesisir, mahasiswa, dan akademisi. Mereka membahas dampak konkret dari penggusuran, seperti hilangnya sumber penghidupan, kriminalisasi, hingga terputusnya akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.

“Kami ingin mahasiswa melihat langsung realitas di lapangan. Pembangunan yang dianggap ‘maju’ kadang justru merugikan kelompok perempuan. Ini bukan hanya soal rumah yang digusur, tapi hilangnya akses ke laut, hutan mangrove, dan alat produksi lainnya,” jelas Cristien.

Salah satu narasumber dalam diskusi adalah Lisar, perwakilan perempuan pesisir dari Sodohoa. Ia membagikan kisah komunitasnya yang sempat hampir digusur karena alasan kebersihan dan penataan kota.

“Waktu itu kami cemas karena tempat jualan ikan kami di pinggir pantai akan dibersihkan. Tapi SP Kendari datang membantu kami berkomunikasi dengan kelurahan. Akhirnya, penggusuran dibatalkan,” cerita Lisar.

Tak hanya itu, SP Kendari juga memfasilitasi perempuan di wilayah pesisir yang belum memiliki BPJS Kesehatan agar bisa mengurusnya.

“Kami dibantu sampai BPJS kami aktif dan bisa digunakan. Dulu kami nggak tahu harus ke mana. Sekarang kami diarahkan ke Mal Pelayanan Publik,” ungkapnya.

Laporan: Muhammad Sulhijah

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait