Begini Penjelasan PT. WIN Terkait Penambangan di Belakang Sekolah di Konsel

Ketgam : GM PT. WIN, Ahmat Hidayat. Foto : Erlin

KONAWE SELATAN, Sultrademo.co Aktivitas pertambangan PT Wijaya Inti Nusantara (WIN) di belakang Sekolah Dasar (SD) di Torobulu, Kecamatan Laeya, Konsel rupanya banyak menuai kontra. Tidak sedikit yang mengecam aktivitas tersebut. Sebab menganggu aktivitas pendidikan dan dinilai membahayakan keselamatan siswa.

Tidak hanya dari kelompok pemerhati lingkungan, Gubernur Sultra pun nampak sedikit geram. Ali Mazi bahkan memastikan bakal memanggil pihak PT WIN untuk menghadap dan menjelaskan aktivitasnya yang berlangsung di pemukiman warga hingga di belakang sekolah.

Bacaan Lainnya
 
 
 

Menyikapi itu, General Manager (GM) PT.WIN, Ahmat Hidayat mengaku, aktivitas perusahaannya memang benar di belakang sekolah dan sekitaran pemukiman warga.

Akan tetapi, sambung dia, hal itu dilakukannya karena memenuhi permintaan sekolah dan warga, dan atas kesepakatan bersama.

“Kami juga tidak akan begitu saja menambang kalau tidak ada kesepakatan dari masyarakat setempat dan juga pemerintah, meskipun itu masuk didalam wilayah IUP perusahaan kami,” ungkap Ahmat.

Pihak sekolah, kata Ahmat meminta kepada pihaknya untuk meratakan gunung yang terletak di belakang sekolah kemudian dibuatkan pagar keliling. Menurut penjelasan pihak sekolah, lanjutnya, keberadaan gunung itu sangat berbahaya ketika musim hujan dan bebatuan sering berjatuhan.

“Kami juga menjalankan sesuai intruksi pihak sekolah untuk meratakan gunung tersebut yang dianggap dapat membahayakan siswa, dan juga membuatkan pagar keliling yang sekarang sementara berjalan pembangunanya,” tepisnya.

Ditambahkan Ahmat, begitu juga dengan masyarakat setempat yang dekat dengan lokasi penambangan. Warga meminta untuk diratakan gunung tersebut juga menormalisasi sungai di sekitarnya serta menutup kembali kubangan bekas penggalian ore nikel untuk reboisasi pohon yang telah ditebang lalu ditanami pepohonan.

“Ini akan dilakukan paling lambat bulan ini akan dituntaskan,” Kata Ahmat.

Ahmat berharap, kehadiran PT. WIN di Desa Torobulu dapat menjadi solusi bagi masyarakat sekitar.

“Selama kami menambang di daerah ini, Kami selalu memenuhi kewajiban kami untuk selalu membayar biaya CSR dan juga dana Comdev,” tutupnya.

Dihubungi terpisah, Nur Aida, salah satu guru di SD 12 Konsel membenarkan, jika aktivitas PT WIN di belakang sekolahnya atas kesepakatan bersama seperti diuraikan Ahmat diatas.

“Memang tidak ada paksaan dari pihak perusahaan, kami sendiri yang minta untuk diratakan gunung yang berada dibelakang sekolah,” jelas Aida.

Namun jika ada sorotan dari berbagai pihak,Aida menilai perusahaan tidak bersalah karena itu hasil dari kesepakatan masyarakat dan juga pemerintah setempat.

“Kalau penambangan yang terlalu dekat dari pemukiman sejauh ini kami tidak bisa ikut campur karena itu bukan wewenang kami yang kami minta itu, radius 100 meter dari sekolah untuk diratakan dan di pagari selebihnya itu kami tidak tau,” tutupnya.

Laporan : Adhin
Editor : Aliyadin Koteo

 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait