Kendari, Sultrademo.co – Dalam upaya memperkuat kerukunan dan pembangunan keumatan di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, H. Muhamad Saleh, dengan penuh semangat membuka kegiatan Orientasi Pelopor Moderasi Beragama ke Masyarakat.
Acara yang berlangsung disalah satu Hotel di Kendari pada Rabu, (31/7/2024) ini menjadi tonggak penting dalam memajukan kehidupan beragama yang harmonis dan toleran di tengah masyarakat yang beragam.
Kegiatan orientasi ini dibagi menjadi dua angkatan, yaitu Angkatan 1 yang mencakup Lingkup Komunitas dan Pengurus Rumah Ibadah, serta Angkatan 2 yang meliputi Lingkup Vertikal dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kehadiran berbagai tokoh penting, termasuk Pejabat Administrator dan Ketua DWP Kanwil Kemenag Sultra, Kepala Kantor Kemenag Kab/Kota se-Prov. Sultra, serta Tokoh Agama dan Instruktur dari Pokja Moderasi Beragama, menunjukkan betapa besar perhatian yang diberikan untuk suksesnya kegiatan ini.
Dalam pidatonya yang penuh inspirasi, Muhamad Saleh menekankan bahwa moderasi beragama merupakan salah satu indikator utama kerukunan dan pembangunan keumatan.
“Kerukunan perlu dirawat melalui kehidupan keberagamaan yang moderat,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, melalui kegiatan moderasi beragama ini, para peserta yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota diharapkan dapat merawat kerukunan dengan baik sehingga Sultra selalu dalam kondisi aman dan penuh kedamaian.
Muhamad Saleh juga menyoroti pentingnya penguatan moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat Indonesia.
“Yang sama jangan dibedakan, yang beda jangan disamakan,” katanya, mengutip salah satu kutipan bijak dari tokoh nasional Alm. Gus Dur.
Kutipan ini, menurut Saleh, mengandung makna mendalam bahwa perbedaan adalah anugerah Tuhan yang harus dihormati dan dijaga. Dalam konteks kehidupan beragama, toleransi dan moderasi beragama mampu menciptakan harmoni di tengah keberagaman.
Dengan penuh harap, Saleh menyampaikan kegiatan ini akan melahirkan pelopor moderasi beragama yang andal dan mampu menjadi penengah serta pencerah ketika terjadi konflik kekerasan.
“Semoga kegiatan ini bisa melahirkan agen moderasi yang dapat menjaga agar tidak ada isu-isu yang memunculkan gejolak dan merusak kerukunan umat yang sudah ada,” pesannya dengan tegas.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran, tetapi juga sebagai panggung bagi para peserta untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga toleransi dan menyebarkan kedamaian.
Muhamad Saleh berharap agar para agen moderasi beragama yang dihasilkan dari kegiatan ini mampu menebarkan kedamaian dan menjaga kerukunan di Sulawesi Tenggara, serta menginspirasi daerah-daerah lain di Indonesia.
Dengan semangat yang membara, Muhamad Saleh telah menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi kerukunan dan pembangunan keumatan.