Rabu, 26 April 2017
Kendari, (SultraDemonews)- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Sultra), Damsid mengatakan bahwa saat ini jumlah angka buta huruf di Sultra mengalami penurunan. Meskipun pengurangan angka buta huruf merupakan kewenangan dari kabupaten/kota.
“Sebenarnya angka buta huruf itu menjadi kewenangan kabupaten/kota, namun kalau saat ini jumlahnya sudah mengalami penurunan, angka buta huruf kalau tidak salah sakitar empat persen,” terangnya, Rabu (26/4/2017).
Selain angka buta huruf, ia juga menyinggung angka putus sekolah yang jumlah persentasenya sekitar satu hingga dua persen. Terkait angka putus sekolahnya pihaknya juga telah mengimbau kepada seluruh kepala sekolah agar tetap memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti ujian.
Hal tersebut dikatakannya berhubungan dengan siswa yang sudah menikah dan tidak melanjutkan pendidikannya kembali. Padahal, tidak ada larangan khusus bagi siswa, meskipun ia sudah menikah atau hamil.
“Biar sudah menikah, tetap ajak saja ujian karena tidak ada larangan jika siswa sudah menikah maka tidak boleh ujian. Kami juga menyediakan ujian paket C, tujuan itu agar seluruh siswa bisa tetap melanjutkan sekolahnya,” katanya.
Terkait jumlah buta huruf dan angka putus sekolah, Damsid mengatakan kebanyakan berasal dari wilayah kepulauan. “Sudah budaya, anak itu dijadikan untuk membantu mencari uang, sehingga sekolah tidak lanjut, selain itu juga akses sekolah yang sulit dijangkau,” ujarnya.
Reporter : Sha