Kendari, Sultrademo.co — Dalam peringatan Hari Tani Nasional (HTN) tahun 2024, Solidaritas Perempuan (SP) Kendari bersama Kaum Muda Anoa menggelar diskusi penting untuk membahas ketimpangan agraria di Sulawesi Tenggara. Acara ini tak sekadar peringatan seremonial, tetapi mengangkat tema krusial yang menggugah: “Solidaritas Perempuan sebagai Organisasi Feminis yang Menjadi Rujukan Bagi Kaum Muda dalam Menghadapi Pilkada 2024 dan Persoalan Perempuan di Kendari.”
Diskusi yang berlangsung Rabu (25/9/2024) di Sekretariat SP Kendari ini menghadirkan fokus pada persoalan agraria yang kerap diabaikan dalam dinamika politik lokal, terutama di tengah maraknya isu Pilkada.
Koordinator Program SP Kendari, Cristien menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memperkuat gerakan feminis dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya di tengah momentum politik 2024.
“Kita perlu memastikan bahwa isu perempuan dan agraria mendapat tempat dalam kebijakan para calon kepala daerah. Ini bukan hanya tentang ketidakadilan, tetapi juga soal keberlanjutan hidup banyak perempuan, petani, buruh migran, dan kelompok rentan lainnya,” ujar Cristien.
Hasil diskusi tersebut mengeluarkan beberapa rekomendasi yang mencerminkan kekecewaan terhadap kondisi agraria yang selama ini terjadi di Sulawesi Tenggara. Salah satu rekomendasi penting yang muncul adalah desakan agar calon kepala daerah yang terpilih nanti wajib mewujudkan reforma agraria yang berkeadilan gender.
Tuntutan ini dilatarbelakangi oleh ketimpangan kepemilikan lahan yang selama ini menempatkan perempuan, khususnya perempuan petani, dalam posisi yang semakin marginal.
Selain itu, diskusi ini juga menyerukan pentingnya calon kepala daerah untuk memperbaiki lingkungan yang rusak akibat eksploitasi tambang, reklamasi, dan perkebunan skala besar. Dampak aktivitas tersebut telah mengakibatkan konflik agraria berkepanjangan, yang ironisnya sering kali melibatkan perempuan sebagai korban utama.
Menghadapi momentum Pilkada 2024, diskusi ini juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa proses politik tersebut berjalan bersih, jujur, adil, dan bertanggung jawab. Para peserta meminta agar para calon pemimpin daerah benar-benar mengedepankan kepentingan masyarakat, terutama kelompok perempuan yang selama ini sering terpinggirkan dalam kebijakan publik.
“Jika tidak ada komitmen kuat dari para pemimpin untuk memperhatikan kepentingan perempuan dalam isu agraria, maka kita hanya akan terus melihat siklus yang sama: lahan terampas, konflik terus terjadi, dan perempuan tetap menjadi korban yang paling rentan,” kata Cristien.
Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadi awal penguatan gerakan Solidaritas Perempuan di Kendari, khususnya dalam menghadapi dinamika Pilkada 2024. Harapannya, rekomendasi yang dihasilkan tidak hanya berhenti pada tataran wacana, tetapi benar-benar diterapkan oleh para pemimpin terpilih. Pilkada seharusnya bukan sekadar kontestasi kekuasaan, tetapi juga momen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan keadilan agraria di Sulawesi Tenggara.
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.