Kendari, Sultrademo.co – Aksi Guru dan staff di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 96 Kota Kendari yang terpaksa mogok mengajar lantaran tak tahan dengan sikap otoriter dan kasar Kepala SDN 96 Kendari tersebut masih berlanjut.
Sikap guru dan staff tersebut yang dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani bersama sebanyak 20 tenaga pengajar dan staf dari SD tersebut pada tanggal (2/05/24) lalu merupakan bentuk penolakan terhadap pimpinan di SDN tersebut.
Adapun 10 pernyataan sikap guru dan staf SD Negeri 96 Kota Kendari yakni :
1. Sikap dan perilaku yang tidak mencerminkan Sebagai seorang pimpinan akademik yang baik berlaku kasar dalam hal berkata yang sering menyakiti perasaan guru dan staf di sekolah.
2. Bersikap otoriter dan kasar
3. Semena-mena dalam mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan Kondisi guru dan siswa dalam menjalankan tugas. (melebur kelas tanpa diadakan rapat bersama dengan guru sementara guru yang bersangkutan melaksanakan tugas dengan baik).
4. Kami seluruh guru dan staf sudah merasa tidak nyaman dengan sikap tindakan dan perilaku kepemimpinan saat ini
5. Mempekerjakan guru dan staf sudah tidak sesuai dengan tupoksinya.
6. Bertindak kasar pada guru dengan selalu memberi ancaman untuk tidak diberikan jam mengajar di kelas.
7. Bersikap Arogan dengan menuduh Guru suka membawa dan mengambil barang milik sekolah.
8. Kepala sekolah selalu memberikan pernyataan bahwa dia siap untuk dipindah tugaskan atau dialih tugaskan.
9. Kepala sekolah dengan pernyataan saat satu bahwa ia bersedia diganti jika guru dan staf tidak lagi menginginkan sebagai pimpinan di SD Negeri 96 Kota Kendari.
10. Kami meminta dengan sangat hormat kepada kepala Dikbud Kota Kendari untuk segera mencopot, menonaktifkan kepala SD Negeri 96 Kota Kendari saat ini.
Buntut dari dilayangkannya petisi tersebut, Kepala Sekolah SDN 96 Kendari, Hj. Herdia pun melakukan klarifikasi terkait persoalan tersebut.
Berdasarkan informasi dari salah satu media online di Kendari, Hj. Herdia menyatakan bahwa beberapa guru yang menandatangani petisi ini mengaku meneken petisi tersebut karena dipaksa, dan bahkan diantaranya ada yang tanda tangannya dipalsukan.
“Saya menghubungi beberapa guru yang ikut teken petisi, ada yang mengaku dipaksa, dan ada juga yang inisiatif hubungi saya dan mengaku tidak ikut tanda tangan, tapi ada namanya dan tanda tangannya,” kata Hj Herdia dilansir dari salah satu media online.
Selain itu, Hj. Herdia bahkan menyatakan adanya beberapa guru yang meninggalkan kewajibannya, atau bolos mengajar, tanpa alasan yang jelas, bahkan sejak Kamis atau sehari sebelumnya.
Menanggapi klarifikasi dari Kepala Sekolah tersebut, pihak guru dan staf yang melakukan aksi tersebut pun kembali mengklarifikasi atas pernyataan yang dilayangkan oleh Hj. Herdia. Dimana para guru dan staf melakukan klarifikasi atas beberapa point.
Kepada media Sultrademo.co, Zainudin Kaimuddin yang ditemui bersama beberapa guru dan staf SDN 96 tersebut mengatakan itu tidak benar. 20 tanda tangan guru dan staf tersebut masih saya simpan.
“Saya katakan itu tidak benar karena tanda tangan tersebut bukti aslinya masih sama saya, saya pegang sampai sekarang. Jadi tanda tangan asli 20 orang guru beserta staff itu aslinya masih sama sy. Karena saat mereka menandatangani itu teman-teman semua melihat tidak ada yang merekayasa, karena sekarang kalau kita memalsukan tanda tangan orang itu bisa pidana. Kalau memang itu terbukti saya juga bisa kena pidana,” tegas Zainudin, Minggu, (05/05/24).
“Dan bisa jadi kalau ada oknum yang menyatakan bahwa dia dipaksa menandatangani petisi itu, bisa saja dia diintimidasi, diintervensi pada saat itu. Karena jujur saja pada saat kita ke Diknas itu, ada beberapa teman yang keluar dari kelompok kami, tidak ikut serta ke Diknas. Maka dialah yang mungkin yang diintervensi. Dan itu fakta. Kami berani jamin pernyataan sikap yang dituangkan dalam tanda tangan itu buktinya ada sama saya. Saya berani jamin semuanya asli 100 persen, ” tambahnya.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Kepala Sekolah yang menyatakan adanya beberapa guru yang meninggalkan kewajibannya, atau bolos mengajar, tanpa alasan yang jelas, bahkan sejak Kamis atau sehari sebelumnya, Zainudin mengatakan bahwa saat itu mereka (20 guru) baru saja mengikuti upacara peringatan Hardiknas (2/Mey). Dimana menurutnya, pada saat memperingati hari besar atau hari nasional, ada beberapa sekolah yang pada saat melaksanakan upacara peringatan hari besar tersebut, siswanya di pulangkan untuk belajar di rumah termasuk SDN 96 Kendari.
“Jadi kalau kita dinyatakan bolos kita tidak bolos, dan memang kita pergi ke Diknas. Kita juga sempat mengajar itu hari. Anak-anak juga posisinya memakai pakaian adat jadi mereka gerah, ” terangnya.
Terkait adanya pernyataan dari pihak Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut kelebihan tenaga pengajar, menurut Zainuddin sendiri, di tahun ajaran sebelumnya pembagian tenaga pengajar di sekolah tersebut sudah tercukupi sesuai standar dan jumlah siswa di sekolah tersebut.
“Saya klarifikasi dipembagian tenaga pengajar di tahun ajaran kemarin, itu kita cukup. Sesuai dengan standar siswa di kelas. Jadi tidak ada kelebihan guru disana,” katanya.
Poin selanjutnya, Zainuddin juga menanggapi adanya informasi dari pihak Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa ada salah satu tenaga pengajar (yang juga menandatangani petisi) mengambil izin dan sakit berbulan-bulan.
“Itu juga tidak benar. Yang bersangkutan mendapatkan izin resmi dari pihak Kepala Sekolah dan izin resmi cuti bersalin dari Diknas. Dan itu kita buktikan ada surat( hitam di atas putih asli) kita masih simpan. Makanya saya klarifikasi mana ada guru cuti berbulan-bulan. Dia tidak mungkin melakukan itu kalau tidak ada izin resmi dari Diknas,” ucapnya.
Pihak Guru yang melakukan aksi protes tersebut pun berharap tuntutan yang meraka suarakan dapat segera diindahkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dalam hal ini Pj Wali Kota Kendari.
“Kami berharap Pak Pj Wali Kota segera mengambil langkah agar aksi ini tidak berimbas kepada anak didik kami. Kami para guru dan staf yang melakukan aksi ini juga sudah siap dengan kemungkinan terbesar dari aksi yang kami lakukan,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada (Jumat, 03/05/24) puluhan guru dan staff di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 96 Kota Kendari melakukan aksi mogok mengajar lantaran tak tahan dengan sikap otoriter dan kasar Kepala SDN 96 Kendari tersebut.
Laporan : Hani
Editor : UL