Menjaga Marwah Kampus, Menunjukkan Kelas Kepemimpinan: Dukungan terhadap Sikap ASR yang Tidak Cawe-Cawe Pilrek UHO

Foto Hamiruddin Udu. Ist

Surat Terbuka Hamiruddin Udu
(Dosen UHO/Mantan Ketua Bawaslu Sulawesi Tenggara Dua Periode)

Pemilihan Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) periode 2025–2029 kini memasuki fase penting, dengan mengerucutnya dukungan senat dan semakin bergemanya 35% suara menteri sebagai penentu akhir. Dalam dinamika yang penuh intrik dan spekulasi ini, saya, Hamiruddin Udu, mantan Ketua Bawaslu Sultra dua periode sekaligus sahabat ASR saat maju mencalon gubernur, merasa perlu menyampaikan sikap terbuka sekaligus memberikan dukungan penuh terhadap Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn.) Andi Sumangerukka (ASR), yang memilih untuk tidak cawe-cawe dalam proses Pilrek UHO.

Bacaan Lainnya

Sebagai sahabat yang cukup intens berkomunikasi dengan beliau, khususnya sejak pencalonannya sebagai gubernur, saya membaca sinyal tegas dari Rujab bahwa ASR memegang teguh prinsip independensi kampus. Sikap ini bukan sekadar pilihan politik, tetapi refleksi dari kelas kenegarawanan yang sangat layak diapresiasi.

Sebagai mantan Pangdam Hasanuddin dan Kepala BIN Daerah Sultra, ASR tentu sangat paham bahwa keterlibatan kekuasaan dalam wilayah akademik akan menciptakan preseden buruk, bukan hanya bagi demokrasi kampus, tetapi juga bagi iklim birokrasi yang sehat. Maka ketika beliau memilih untuk diam dan tidak ikut bermain pengaruh, justru di situlah letak keberanian dan keunggulan moral seorang pemimpin.

Saya mendukung ASR sepenuhnya untuk fokus menunaikan program kerja 100 hari masa kepemimpinannya, sebagaimana telah dijanjikan kepada masyarakat Sultra. Kita melihat keseriusan beliau dalam membangun infrastruktur pelayanan publik. Dan lebih dari itu, ASR kini tengah berjuang keras menjadi penjaga dan pelaksana program-program strategis nasional dari Presiden Prabowo Subianto, sejalan dengan perannya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sultra.

Sikap netral ASR dalam Pilrek UHO adalah penegasan bahwa kewibawaan tidak dibangun dari intervensi, tetapi dari integritas. Dan integritas seperti inilah yang dibutuhkan Sultra hari ini: pemimpin yang tahu batas, paham etika, dan menjunjung tinggi profesionalisme.

Saya mengajak semua pihak, baik di lingkup akademik, pemerintahan, maupun politik, untuk bersama menjaga marwah UHO sebagai kampus kebanggaan kita, dan memberikan ruang sepenuhnya kepada senat serta Kemendikbudristek untuk menentukan calon rektor terbaik secara independen.

Sekali lagi, saya mendukung dan mendorong ASR untuk tetap konsisten, tidak tergoda intervensi, dan terus fokus membangun Sultra demi masa depan yang lebih bermartabat.

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait