Konawe Selatan, Sultrademo.co — Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menunjukkan komitmen serius dalam membangun kemandirian pelayanan kesehatan daerah.
Salah satu langkah strategis yang kini diambil adalah menyiapkan pembiayaan pendidikan bagi putra-putri daerah yang ingin melanjutkan studi ke jenjang spesialis kedokteran.
Kebijakan visioner ini disampaikan langsung oleh Bupati Konawe Selatan, Irham Kalenggo, S.Sos., M.Si., usai kegiatan Halal Bihalal bersama Aparatur Sipil Negara dan PPPK lingkup Pemda Konsel, Kamis (10/4/2025).
Menurut Irham, langkah ini merupakan investasi jangka panjang demi menjawab kebutuhan tenaga medis spesialis yang selama ini masih bergantung pada tenaga dari luar daerah.
“Selama ini, Pemda mengalokasikan anggaran cukup besar, bahkan hingga Rp 10 miliar setiap tahun, untuk mendatangkan dokter spesialis dari luar. Tentu ini menjadi catatan penting bagi kami untuk memikirkan solusi yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
Sebagai bentuk keberpihakan terhadap generasi muda dan sumber daya lokal, Pemkab Konsel kini menyiapkan skema pembiayaan penuh bagi putra-putri daerah yang telah lulus seleksi masuk pendidikan dokter spesialis.
Namun, Irham menekankan, program ini akan disertai dengan perjanjian resmi agar para penerima beasiswa kembali dan mengabdi di kampung halaman setelah menamatkan pendidikan.
“Daripada terus mengeluarkan dana besar setiap tahun, lebih baik kita bantu anak-anak kita sendiri untuk menjadi dokter spesialis. Ini bukan hanya soal efisiensi anggaran, tetapi juga soal keberlanjutan pembangunan kesehatan,” ucapnya.
Program unggulan ini rencananya akan diluncurkan secara resmi pada peringatan Hari Ulang Tahun Konawe Selatan, Mei 2025 mendatang. Selain memperkuat sistem kesehatan, kebijakan ini sekaligus menjadi bentuk nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam membangun sumber daya manusia unggul dari akar rumput.
Irham optimistis, dalam beberapa tahun ke depan, Konawe Selatan akan memiliki tenaga medis spesialis yang tidak hanya memadai secara jumlah, tetapi juga memiliki ikatan emosional dan tanggung jawab moral terhadap daerah asalnya.
“Dengan begitu, kita tidak hanya membangun infrastruktur kesehatan, tetapi juga fondasi kemandirian daerah yang sesungguhnya,” katanya.
Laporan: Jumardin
Editor: Muhammad Sulhijah