Oleh : Iin Fitriani (Direktur Epicentrum Politica).
(SultraDemoNews)- Indonesia adalah Negara dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di dunia. Dari data yang dirilis perusahaan riset “we are social” jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2017 telah naik sebesar 51 persen keangka 132,7 juta pengguna, dibandingkan pada awal tahun 2016 yang hanya sebesar 88,1 juta pengguna.
Di pulau Sulawesi sendiri, pengguna internet tahun 2016 mencapai 8,4 juta orang, atau 6,3 persen. Sehingga kita tidak asing lagi dengan “google” sebagai salah satu mesin pencari yang sering digunakan untuk mengakses internet,baik di perangkat mobile maupun desktop.
Dengan semakin meningkatnya suhu politik menjelang Pilkada serentak 2018, internet memberi kontribusi besar bagi keterkenalan setiap figur atau kandidat. Selain Pilgub, di Sultra sendiri ada tiga daerah yang akan menghelat Pilkada 2018; Pilbup Kolaka, Pilbup Konawe, dan Pilwalkot Bau-Bau.
Kita bisa menggunakan mesin pencari google untuk mengukur kepopuleran setiap kandidat. Dengan memasukkan kata kunci pada mesin pencari google,kita bisa melihat seberapa banyak seseorang dibicarakan dalam dokumen-dokumen publik di sosial media, blog, dan media online lainnya.
Epicentrum Politica melakukan riset sederhana terkait daerah yang akan menghelat Pilkada 2018 mendatang. Epicentrum melakukan inovasi dengan menakar keterkenalan mereka dari sisi yang berbeda, melalui cara yang belum banyak dilakukan dan disajikan oleh lembaga riset lain, sehingga dapat menjadi salah satu rujukan tambahan untuk melihat peluang calon kandidat yang mungkin saja menjadi salah satu unggulan anda.
Dengan mempersempit kata kunci “nama+calon gubernur/bupati/walikota+Sulawesitenggara/konawe/kolaka/baubau2018” per tanggal 13 Juni 2017, hasilnya mungkin akan membuat anda terkejut. Beberapa nama yang tidak terbayangkan sebelumnya ternyata melampaui nama-nama yang di anggap kuat untuk sementara ini.
Untuk Sulawesi Tenggara sendiri, Asrun menempati pencarian terbanyak dengan 15.300 kali pencarian. Walikota Kendari yang sebentar lagi meletakkan masa jabatannya ini, cukup menyita perhatian pengguna dunia maya terkait keinginannya maju sebagai calon gubernur Sulawesi Tenggara. Asrun mengungguli nama-nama populer lainnya seperti Ali Mazi, Lukman Abunawas, Hugua, Ridwan bae, dan Rusda Mahmud.
Di Konawe sendiri, H.Alauddin meraih perhatian pengguna dunia maya sebesar 8510 kali pencarian di atas Dr. Ardin dan Syamsul Ibrahim, bahkan melampaui petahanan Kery Saiful Konggoasa. Di Kolaka sepertinya konstalasi politik tidak begitu berbeda di dunia nyata maupun dunia maya, Ahmad Safei-Jayadin selaku Bupati dan Wakil Bupati Kolaka saat ini, mendominasi frekuensi pencarian di angka 2810 dan 2010 kali.
Hal ini cukup mengisyaratkan kekuatan keduanya yang berpeluang meneruskan “kongsi” di perhelatan Pilbup Kolaka 2018 mendatang. Sedangkan di Baubau, nama Azhari mengemuka dengan 2500 kali pencarian, melampaui H.Zahari dan A.S.Tamrin selaku petahanan.
Pengamatan tersebut dilakukan Epicentrum ditengah momentum pembukaan pendaftaran partai untuk calon kandidat yang sudah mulai ramai sejak bulan mei lalu, selain itu karena saat ini sudah memasuki bulan suci ramadhan.
Strategi mengambil hati calon pemilih tidak pernah luput dari memanfaatkan suasana bulan suci. Hal ini menjadi alasan dari Epicentrum Politica untuk melakukan pengamatan per tanggal 1 juni kemarin.
Meskipun bersifat global, namun dengan mempersempit kata kunci pada pencarian google, bisa membantu kita mengetahui tingkat keingintahuan masyarakat terhadap keterkenalan seorang calon cukup besar.
Di era digital saat ini, hal ini menjadi penting. Setiap calon mesti jeli memanfaatkan tingginya intensitas penggunaan internet untuk membantu meningkatkan kepopuleran drinya. Setiap aktifitas publik penting dimunculkan di media untuk meningkatkan keterkenalan dan popularitas di internet.
Cukup mudah untuk melakukan riset sederhana seperti ini jika pembaca pun ingin membuktikan sendiri. Tidak diperlukan metode yang rumit, cukup dengan mengetik kata kunci “nama calon + calon bupati konawe 2018” melalui computer anda pada halaman depan Google Search, maka dibawahnya akan ditampilkan seberapa banyak kata kunci tersebut dicari dalam hitungan detik pada hari itu. Namun cara ini tidak bisa dilakukan lewat aplikasi google di smartphone.
Menurut data penduduk BPS Sulawesi Tenggara tahun 2016, pada usia 20-44 tahun terdapat 946.818 jiwa dari total 2.499.540 jiwa penduduk yang tersebar diseluruh Sulawesi Tenggara. Dengan presentase 37.87% dari keseluruhan penduduk Sulawesi Tenggara, mereka sebagai penduduk usia muda adalah usia potensial rata-rata pengguna internet saat ini. Mereka tentu saja juga potensial sebagai pemilih realistis yang pengaruhnya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Informasi perkembangan politik yang mereka dapatkan dari aktifitas berselancar di dunia maya bisa menjadi sumber yang bermanfaat bagi anggota keluarga mereka yang lebih tua. Apalagi isu pemilukada tidak pernah basi di media manapun, baik media cetak, media elektronik, maupun media online. Disinilah kemampuan para calon akan diuji, sebab kombinasi “cara tradisional” dan “cara modern” harus diramu dengan dinamis untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi terkini masyarakat.
Para calon kandidat diatas tentu sadar betul akan hal ini. Selain mereka tentu calon lain juga terus mengejar dengan segala bentuk usaha mereka masing-masing. Apalagi tahapan Pilkada masih panjang, ruang gerak masih terbuka lebar untuk mengubah konstalasi politik menjelang Pilkada Serentak Sultra 2018 mendatang. Jadi data ini pun masih bisa berubah.
Tantangannnya adalah bagaimana menjaga nama mereka tetap teratas diantara nama-nama populer lainnya di mata para pengakses internet yang selalu haus informasi. Tentu saja hanya calon yang memiliki team media yang terlatih yang akan mampu mendukung calon untuk menjaga stabilitas tersebut.
Tidak perlu ragu memanfaatkan “sensasi” dunia maya untuk mendukung strategi memenangkan hati calon pemilih . Sebab para ahli memperkirakan jumlah pengguna internet di Indonesia akan naik hingga angka 50% di tahun 2018 mendatang. Prediksi tersebut diperkirakan akan melewati Jepang untuk menjadi pengakses Internet terbesar kelima di dunia. Kita dapat membayangkan pengaruh pengguna internet Indonesia di masa mendatang akan jauh lebih “menggila” dibandingkan sekarang. Dampak tersebut akan terasa juga hingga ke Sulawesi Tenggara.
Teknologi Informasi adalah modal berharga untuk mereka yang mau berdaya saing. Termasuk bagi para calon kandidat yang tidak ingin tampil dengan gaya yang “basi” pada perhelatan Pilkada Serentak 2018 di Sulawesi Tenggara mendatang.