Kendari, Sultrademo.co – Inovasi pertanian ramah lingkungan kembali lahir di Kota Kendari. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Poasia berhasil mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk cair Mikro Organisme Lokal (MOL), sebuah terobosan yang tak hanya mendukung program Kendari Berkebun tetapi juga mengurangi timbunan sampah perkotaan.
Kepala Dinas Pertanian Kota Kendari, Makmur, mengatakan pemanfaatan sisa sayuran, kulit buah, air cucian beras, hingga nasi basi sebagai bahan baku pupuk cair menjadi langkah nyata menuju pertanian organik yang lebih sehat.
“Proses pembuatan pupuk organik cair ini relatif mudah dan murah, sehingga bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan dalam skala rumah tangga,” jelasnya, Kamis, (02/10/2025).
Dengan metode fermentasi, limbah organik tersebut diubah menjadi pupuk cair kaya nutrisi yang mampu meningkatkan kesuburan tanah sekaligus menekan penggunaan pupuk kimia.
“Hasilnya, tanaman hortikultura, sayuran, hingga tanaman pekarangan terbukti tumbuh lebih subur,” tambahnya.
Sementara itu, Penyuluh Pertanian BPP Poasia, Marliana, mengungkapkan variasi bahan baku MOL yang mereka kembangkan.
“Ada yang bahannya dari telur, Jinomoto, dan terasi. Ada juga dari air cucian beras, air ikan, sampah sayur, hingga nasi basi,” jelasnya.
Selain itu, BPP Poasia juga memproduksi MOL dari air kelapa yang difermentasi menggunakan M11, yakni campuran 11 jenis mikroba. Proses ini diklaim lebih cepat, hanya satu minggu sudah bisa digunakan, dibandingkan MOL M4 yang membutuhkan waktu satu hingga dua minggu.
“Semua pupuk yang kami produksi murni organik tanpa campuran bahan kimia,” tegas Marliana.
Dengan inovasi sederhana namun berdampak besar ini, BPP Poasia berkomitmen terus mendorong sistem pertanian berkelanjutan sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan produktif bagi masyarakat Kota Kendari.
Laporan : Hani
Editor : UL

 
									 
													









