Kendari, sultrademo.co – Penyakit HIV AIDS di Kota Kendari pada tahun 2022 mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2021. Sejak Januari hingga November Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari membeberkan mencapai 272 kasus.
“Khusus ( HIV AIDS) yang kita temukan di 2022 itu 272 kasus hingga November,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari, Ellfi, pada Senin (2/1/2022).
Sedangkan ditahun 2021, kata Ellfi, Dinkes Kota Kendari mencatat kasus HIV AIDS sebanyak 108 kasus.
“Kalau dibandingkan sekarang hampir naik 2 kali lipatnya,” bebernya.
Ellfi menerangkan faktor utama meningkatnya kasus HIV AIDS di Kota Kendari disebabkan oleh perilaku seks menyimpang, maupun seks yang tidak sehat seperti bergonta-ganti pasangan. Selain itu penularan penyakit ini juga disebabkan oleh jarum suntik yang kurang steril.
Belum lagi kata Ellfi tahun 2022 seluruh akses sudah dibuka berbeda dengan 2021 banyak tempat hiburan malam yang tidak beroperasi.
“Tapi kita imbangi untuk mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan,” katanya.
Kendati demikian dari 272 kasus yang ada di Kota Kendari jika berdasarkan data KTP, Ellfi mengungkapkan tidak semua kasus berasal dari Kendari.
“Tapikan kita temukan di Kota Kendari jadi kita anggap ini sebagai temuan di Kota Kendari,” ungkapnya.
Guna melakukan pencegahan, Ellfi menjelaskan pihaknya akan terus memberikan edukasi terkait dengan penyakit menular seksual terhadap masyarakat maupun terhadap peserta didik.
Selain itu pihaknya menjamin masyarakat yang telah terkontaminasi oleh HIV AIDS tidak ada satupun yang tidak melakukan pengobatan.
“Kita berharap dengan upaya yang kita lakukan kasus HIV AIDS di Kota Kendari terus menurun. Karena kalau kita temukan kasusnya pasti kita akan periksa dengan orang terdekatnya kita lakukan pemeriksaan, ada namanya notifikasi pasangan,” jelasnya
Penyakit HIV AIDS ini menjadi persoalan serius yang dihadapi oleh masyarakat. Menurutnya jika masyarakat hingga anak usia muda mengetahui dampak serius dari HIV AIDS, kasus tersebut bisa mengalami penurunan.
“Kita harapkan mereka tahu bahayanya sehingga mereka bisa menghindari hal-hal yang bisa memicu terjadinya penularan HIV AIDS,” ujarn Ellfi.
Salahsatu upaya yang dilakukan, kata Ellfi pihaknya mengajak masyarakat yang memang masuk dalam kelompok populasi beresiko dan berasal dari komunitas mereka untuk mengajak dengan cara mereka.
“Dan menjamin kerahasiaan identitas mereka pada saat pelaksanaan kegiatan,” tambahnya.
Laporan: Muh Sulhijah