Berjalan Alot, RDP Pembahasan Pasar Mawasangka Tak Ada Hasil

BUTON TENGAH, SULTRADEMO.CO – Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait pembahasan Pasar Swadaya yang digelar di Sekretariat DPRD Kabupaten Buton Tengah pada Senin (18/10/2021) berjalan alot.

Dalam rapat tersebut Camat Mawasangka Sahiruddin menjelaskan di hadapan Komisi I DPRD Buton Tengah (Buteng) dan perwakilan pedagang yang sempat hadir bahwa di Pasar Swadaya Mawasangka yang terjadi bukan hanya perputaran ekonomi tetapi di dalamnya juga ada perputaran isu.

Bacaan Lainnya
 
 
 

Sebab menurutnya, pasar rakyat yang terletak di Kelurahan Watolo tersebut selain menjadi urat nadi perekonomian masyarakat juga dijadikan sebagai perputaran isu.

“Olehnya itu karena ini (pasar) bukan hanya sekedar pemutaran ekonomi tetapi juga ada perputaran isu didalamnya. Maka kita hati-hati, teliti, karena jangan sampai ada kepentingan orang perorang dengan mengatasnamakan masyarakat,” katanya.

“Kalau kita berbicara masalah keluhan, di pasar itu banyak keluhan. Maka kita tidak bisa serta merta mengurai permasalahan di pasar dengan sederhana,” tambahnya.

“Jadi saya berharap kita tidak menjadi pahlawan, mengapa karena kita semua harus bisa menjadi pahlawan.

Pernyataan ini kemudian menimbulkan dinamika dalam RDP tersebut, sehingga Saadia saat itu selaku anggota DPRD Buteng sekaligus pimpinan rapat menanggapinya dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Camat Mawasangka.

“Sudah sejauh mana pemerintah kecamatan Mawasangka dalam melakukan penataan, perlindungan dan analisis pasar. Karena tadi Pak Camat sudah mengatakan bahwa di pasar itu bukan cuma hanya perputaran ekonomi saja tetapi ada juga perputaran isu di dalamnya. Jadi sudah sejauh mana camat melakukan langkah-langkah tersebut untuk mensejahterakan pelaku pasar hari ini,” tanya Saadia kepada Sahiruddin.

Menurut Saadia, ungkapan yang dilontarkan Sahiruddin selaku Camat Mawasangka kurang tepat.

“Saya pun disini tidak mempunyai target sekalipun saya punya jabatan politik. Karena saya tau persis kampung sendiri kok. Kalau seperti itu lakukan dulu bagaimana pemerintah semestinya perbuat. Ini bukan lagi zaman Belanda atau Jepang dengan istilah romusa itu sudah selesai. Ingat kita ini pelayan masyarakat,” kata Saadia dengan nada agak keras.

Menurutnya, sekarang saat yang tepat bagi pemerintah untuk hadir dalam melayani dan menjawab semua kebutuhan dan keluh kesah para pedagang yang ada di pasar.

“Disini tidak ada pahlawan kita ini wakil rakyat. Saya sampaikan kepada masyarakat pasar bahwa kita ini sudah disenangkan oleh rakyat. D tahun lagi kita akan ke rumah mereka untuk mencari suara. Jadi kita disini bukan pahlawan, karena kami ini bukan PNS yang di seleksi melalui sistem. Kami ini hadir dari suara rakyat sehingga apa yang menjadi keluhan mereka pasti kami turun langsung dan bukan sebagai pahlawan karena tidak ada pahlawan di DPRD,” ucap Saadia.

Hingga RDP berakhir tak ada hasil yang disepakati antara para pedagang dan Pemda.

Laporan : Irfan

 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait