Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Kecamatan Puuwatu bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Puuwatu menggelar Rapat Evaluasi dan Validasi Data Gizi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tahun 2024, Rabu (4/8/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memantau perkembangan angka prevalensi kasus stunting serta gizi buruk.
Hasil rapat menunjukkan adanya fluktuasi pada jumlah kasus. Data terbaru menunjukkan bahwa pada bulan Juni 2024, ditemukan 73 kasus stunting pada balita, sementara pada bulan Agustus, angka tersebut meningkat menjadi 83 kasus.
Selain itu, jumlah ibu hamil berisiko tinggi (bumil KEK) juga mengalami kenaikan dari 53 kasus pada bulan Juni menjadi 67 kasus pada bulan Agustus.
Kepala Puskesmas Puuwatu, Agustina Tosepu menyampaikan rapat ini diadakan untuk memberikan pemahaman kepada pemangku wilayah, seperti camat dan lurah, mengenai perkembangan kasus stunting di masing-masing kelurahan.
“Jika kita tidak memaparkan data ini, mungkin mereka masih berpikir bahwa situasinya aman. Padahal, angka kasus terus meningkat,” ujarnya.
Stunting saat ini merupakan krisis nasional yang tengah gencar diatasi oleh pemerintah. Namun, menurut Kepala Puskesmas, penurunan angka stunting tidak bisa hanya bergantung pada petugas kesehatan. Kolaborasi dengan pemangku wilayah, seperti camat dan lurah, sangat penting.
“Kami, petugas kesehatan, hanya mendampingi dari sisi kesehatan, namun penanganan di masyarakat harus dilakukan bersama oleh camat dan lurah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Agustina membeberkan beberapa kelurahan, seperti Abeli Dalam, mengalami tren fluktuatif dalam kasus stunting. Pada satu bulan, terdapat satu kasus, kemudian meningkat menjadi dua kasus, namun di bulan berikutnya, salah satu balita sembuh, sehingga tinggal satu kasus yang tersisa.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan melaksanakan program Bantuan Makanan Tambahan (BMT) yang dibiayai oleh dana dari pemerintah pusat. Program ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting dan gizi buruk di wilayah Puuwatu.
“Kami akan memaksimalkan bantuan ini agar terlaksana dengan baik, dan kami berharap capaian target akan terlihat pada akhir tahun, terutama pada bulan Desember 2024,” jelasnya.
Puskesmas Puuwatu juga mencatat bahwa capaian program gizi di wilayah tersebut telah mencapai 90-95% dari target.
Sementara itu, Sekretaris Camat Puuwatu Tajwid mengungkapkan rapat evaluasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah kecamatan dan puskesmas dalam mengatasi masalah stunting dan gizi buruk, serta memastikan bahwa angka prevalensi kasus dapat terus dipantau dan diturunkan.
“Karena ini terkait juga dengan penurunan pencapaian target nasional untuk penurunan stunting,” pungkasnya.