Jakarta, Sultrademo.co – Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) berencana membawa temuan terkait perbedaan hasil survei antara dua lembaga survei, yakni Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia, ke Dewan Etik Persepi.
Meskipun survei dilakukan dalam rentang waktu yang sama, yaitu 10-16 Oktober 2024, kedua lembaga tersebut menerapkan metode survei yang berbeda sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak seragam.
Ketua Persepi, Philips J Vermonte, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan segera melakukan diskusi dengan Dewan Etik Persepi untuk menindaklanjuti temuan ini.
“Kita baru akan ada diskusi dengan Dewan Etik Persepi,” ujar Philips kepada Wartawan dilansir dari Detik.news pada Jumat, (25/10/2024).
Dewan Etik Persepi sendiri terdiri dari para pakar yang memiliki keahlian di bidangnya, yakni Prof Asep Saefuddin, Guru Besar Statistika dari FMIPA IPB; Prof Hamdi Muluk, Profesor Psikologi Politik dari Fakultas Psikologi UI; serta Prof Saiful Mujani, pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Mereka akan menilai apakah perbedaan hasil survei disebabkan oleh perbedaan metodologi atau terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil akhir.
Persepi berharap diskusi dengan Dewan Etik dapat memberikan klarifikasi mengenai metodologi yang tepat dan menjaga kredibilitas lembaga survei di Indonesia dalam menyajikan hasil yang objektif dan dapat dipercaya.
Penulis: Arini Triana Suci R
Editor: Ai