Mendobrak Eksistensi Dan Gerakan Mahasiswa, GMNI FISIP UHO Gelar Dialog Publik

Kendari, Sultrademo.co – Mendobrak eksistensi dan pergerakan mahasiswa, DPK GmnI Fisip UHO menggelar dialog publik di salah satu Warkop yang ada di Kota Kendari pada 30 Juni 2024.

Kegiatan tersebut mengangkat tema Eksistensi Lembaga Kemahasiswaan Dalam Mendongkrak Pergerakan Mahasiswa di Era 5.0″. Acara yang digelar ini menarik perhatian besar dari mahasiswa, aktivis kemahasiswaan, media, serta aktivis lingkungan dan HAM di Kendari.

Bacaan Lainnya

Mahadi, Ketua DPK GMNI FISIP UHO, membuka acara dengan menyoroti pentingnya peran lembaga kemahasiswaan dalam menghadapi era digital dan revolusi industri 5.0.

“Lembaga kemahasiswaan harus tetap menjadi ujung tombak dalam menyuarakan aspirasi dan kepedulian terhadap berbagai isu yang dihadapi masyarakat,” Katanya.

Dialog tersebut menghadirkan beberapa narasumber utama, yaitu Rasmin Jaya, Ketua DPC GMNI Kota Kendari, La Ode Sapiansya, Formatur Ketua HMI MPO Cabang Kendari, dan Adesvandry, Ketua BEM FISIP UHO. Mereka membahas peran dan tantangan lembaga kemahasiswaan di era 5.0 serta pentingnya mahasiswa untuk tetap kritis dan aktif dalam menanggapi berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Namun, salah satu pimpinan lembaga yang diundang sebagai narasumber tidak bisa hadir.

Ketua DPC GMNI Kendari Rasmin Jaya, dalam penyampaiannya menekankan pentingnya solidaritas dan sinergi antar organisasi kemahasiswaan untuk menciptakan gerakan yang lebih kuat dan berdampak.

“Kolaborasi antar organisasi adalah kunci untuk memperkuat pergerakan mahasiswa. Bersama, kita bisa memberikan dampak yang lebih besar dalam menghadapi tantangan global,” jelasnya.

Rasmin Jaya juga mengajak seluruh tamu undangan untuk bersama-sama memberikan pernyataan sikap terkait kasus Ibu Haslilin dan Bapak Andi Firmansyah yang ditersangkakan akibat protes terhadap aktivitas pertambangan di lingkungan masyarakat.

Sementara La Ode Sapiansya menjelaskan mengajak mahasiswa untuk lebih proaktif dalam kegiatan sosial dan politik sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Ia menyoroti fenomena ‘bungkamnya mahasiswa’ terhadap berbagai masalah yang terjadi di masyarakat saat ini.

“Banyak mahasiswa yang kini pura-pura buta dan tuli terhadap berbagai isu yang dihadapi masyarakat. Kita harus kembali ke khitah sebagai agen perubahan yang aktif dan kritis,” ujarnya.

Sementara Ketua BEM FISIP UHO, Adesvandry, memaparkan berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi di era digital. Ia menekankan perlunya inovasi dan kreativitas dalam menjalankan program-program kemahasiswaan agar tetap relevan dan bermanfaat bagi mahasiswa.

“Kami di BEM FISIP UHO selalu berusaha menjadi fasilitator yang baik untuk pengembangan diri mahasiswa melalui berbagai program dan kegiatan yang inspiratif,” jelasnya.

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan media serta aktivis lingkungan dan HAM. Setelah sesi dialog selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pernyataan sikap bahwa para peserta siap mendukung dan turut serta dalam aksi terkait kasus Ibu Haslilin dan Bapak Andi Firmansyah.

Dengan terselenggaranya acara ini, DPK GMNI FISIP UHO berharap dapat memberikan dorongan dan semangat baru bagi mahasiswa untuk terus bergerak, berinovasi, dan aktif dalam menyuarakan aspirasi serta kepedulian terhadap isu-isu yang dihadapi masyarakat.

Lembaga kemahasiswaan harus terus melakukan gerakan bukan hanya sebatas aksi demonstrasi saja namun harus memiliki dampak positif bagi masyarakat keseluruhan.(*)

*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait