Yogyakarta, Sultrademo.co – Media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan video dari seorang wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berani menyampaikan kritik tajam terhadap situasi demokrasi di Indonesia.
Dilansir dari suara.com pada Minggu (1/9/2024) dalam pidato wisudanya, Shalsadilla Nadya Prameswary, lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, dengan lantang mengajak generasi muda untuk bersatu dan menjaga semangat kebangsaan dalam menghadapi tantangan yang ada.
“Pada hari yang bersejarah ini, saya berharap generasi muda dapat terus mengibarkan sayap garuda agar tidak kehilangan kegagahannya. Dalam situasi krusial bagi negeri ini, mari kita rapatkan barisan untuk mengawal darurat demokrasi,” ujar Shalsadilla dengan penuh semangat, disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin yang hadir.
Shalsadilla, yang lulus dengan predikat Summa Cum Laude dan meraih IPK 3,93, menjadi sorotan utama setelah membagikan cuplikan pidatonya di akun Instagram pribadinya.
Unggahannya segera menjadi viral, dan aksi beraninya dalam menyuarakan pandangan politik di tengah momen wisuda yang biasanya berfokus pada prestasi akademik, menuai beragam reaksi dari warganet.
Tidak hanya berprestasi di dalam negeri, Shalsadilla juga memiliki pengalaman pendidikan di luar negeri. Meskipun begitu, prestasi akademiknya di UGM tetap menjadi pusat perhatian, menunjukkan dedikasinya yang luar biasa dalam mengejar pendidikan.
Perbandingan dengan alumni UGM lainnya, seperti Erina Gudono, tak terelakkan. Erina, yang juga pernah menempuh pendidikan di luar negeri, termasuk di Showa Women’s University, Jepang, pada tahun 2018, telah menunjukkan prestasi di kancah internasional, terutama melalui kontribusinya dalam Model United Nations. Meskipun Erina tidak mengungkapkan IPK-nya, kiprahnya di dunia akademik tetap mengesankan.
Namun, pidato Shalsadilla membawa nuansa yang berbeda. Dalam suasana wisuda yang biasanya penuh dengan kebahagiaan dan perayaan, ia justru memilih untuk menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan situasi politik saat ini.
Pesan tersebut menyoroti kekhawatiran akan kondisi demokrasi di Indonesia, yang dianggap oleh banyak kalangan mengalami kemunduran.
Aksi Shalsadilla ini bukan hanya sebuah keberanian, tetapi juga sebuah ajakan bagi generasi muda untuk tidak tinggal diam. Sebagai lulusan dari universitas terkemuka, suaranya memiliki bobot yang signifikan, terutama di tengah semakin maraknya tantangan terhadap prinsip-prinsip demokrasi di negeri ini.