Kelurahan Puuwatu Capai 87,5 Persen Target Pemberian Imunisasi Polio

Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu sukses melaksanakan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dengan capaian 87,5 persen dari target yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan imunisasi yang berlangsung di empat posyandu di Kelurahan Puuwatu, sebanyak 672 bayi berhasil diimunisasi dari total sasaran 768 anak. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi anak-anak dari risiko terkena penyakit polio, yang dapat menyebabkan kecacatan dan membahayakan masa depan anak-anak.

Lurah Puuwatu, Sarman Latama, menjelaskan bahwa pelaksanaan imunisasi polio di Kelurahan Puuwatu terbagi di empat posyandu aktif yang tersebar di beberapa wilayah kelurahan.

Bacaan Lainnya

“Sasaran imunisasi untuk Kelurahan Puuwatu itu 768 anak, ada 4 posyandu yang dibagi. Total bayi yang diimunisasi 672. Sekitar 87,5%,” jelas Sarman Latama saat diwawancarai, Selasa (23/9/2024).

Ia mengungkapkan bahwa meskipun belum mencapai 100%, capaian ini cukup membanggakan mengingat beberapa kendala yang dihadapi, seperti adanya orang tua yang belum paham pentingnya imunisasi dan tantangan geografis dalam menjangkau beberapa wilayah.

Empat posyandu yang menjadi pusat pelaksanaan imunisasi polio di Puuwatu memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak yang berada di wilayah kerjanya mendapatkan imunisasi polio sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Kader-kader posyandu di Puuwatu aktif melakukan pendataan dan sosialisasi kepada orang tua agar tidak ada bayi yang terlewatkan dari program imunisasi ini.

Pemberian imunisasi polio ini dilakukan sebagai langkah pencegahan dini agar anak-anak terhindar dari penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Polio merupakan penyakit yang sangat menular, terutama bagi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi. Oleh karena itu, pemerintah terus menggencarkan program imunisasi untuk memastikan seluruh anak mendapatkan perlindungan optimal sejak dini.

Menurut Sarman, salah satu tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan imunisasi adalah kurangnya pemahaman dari sebagian kecil masyarakat terkait pentingnya imunisasi polio. Ada beberapa orang tua yang masih ragu untuk membawa anak-anak mereka ke posyandu, sehingga mengurangi tingkat partisipasi dalam program imunisasi.

“Kita terus melakukan sosialisasi, tapi memang ada sebagian kecil orang tua yang masih kurang paham tentang pentingnya imunisasi polio. Ini yang menjadi tantangan kita, bagaimana agar mereka bisa lebih sadar dan mau membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi,” kata Sarman.

Meskipun demikian, pemerintah kelurahan terus berupaya meningkatkan capaian program imunisasi dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk puskesmas dan kader posyandu. Sarman berharap agar ke depannya tingkat kesadaran masyarakat semakin meningkat, sehingga angka cakupan imunisasi dapat mencapai 100%. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung program-program kesehatan yang digalakkan oleh pemerintah.

“Kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya imunisasi bagi anak-anak mereka, dan ke depan bisa mencapai 100%,” tambahnya.

Selain pemberian imunisasi polio, Sarman juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan puskesmas dalam penanganan masalah kesehatan lainnya, seperti stunting. Ia menyebutkan bahwa angka stunting di Puuwatu masih memerlukan perhatian serius, mengingat dampaknya yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Kami di kelurahan terus berkoordinasi dengan puskesmas terkait masalah kesehatan lainnya, termasuk stunting. Ini juga jadi prioritas kami agar anak-anak bisa tumbuh sehat dan cerdas,” jelasnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, Kelurahan Puuwatu telah meningkatkan intensitas kegiatan posyandu untuk memantau perkembangan anak-anak, terutama dalam hal pemenuhan gizi dan kesehatan. Program pemberian makanan tambahan (PMT) juga terus digencarkan di setiap posyandu untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, khususnya bagi mereka yang berada dalam kelompok rentan terkena stunting.

Kegiatan imunisasi dan pemantauan kesehatan anak yang dilakukan di Puuwatu mendapat respons positif dari masyarakat. Salah seorang warga yang membawa anaknya untuk diimunisasi di Posyandu Melati menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.

“Kami sangat terbantu dengan adanya imunisasi ini, karena anak-anak jadi terlindungi dari polio. Pemerintah juga selalu aktif memberikan informasi, jadi kami tahu kapan harus membawa anak ke posyandu,” ujar warga tersebut.

Posyandu di Puuwatu juga terus berperan dalam mendukung kegiatan sosialisasi terkait pentingnya pola hidup sehat dan gizi seimbang bagi anak-anak. Kader-kader posyandu secara rutin melakukan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui agar mereka lebih memahami pentingnya pemenuhan gizi sejak dini. Sosialisasi ini diharapkan dapat menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di Kelurahan Puuwatu.

Keberhasilan mencapai 87,5% dalam program imunisasi polio di Puuwatu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya imunisasi semakin meningkat. Namun, Sarman Latama menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Ia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya agar program-program kesehatan lainnya, termasuk imunisasi, dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang optimal.

“Kami tidak akan berhenti di angka 87,5%. Kami terus berusaha agar ke depannya semua anak bisa mendapatkan imunisasi dan tumbuh sehat,” pungkasnya.

Dengan dukungan yang kuat dari masyarakat dan kolaborasi yang baik antara pemerintah kelurahan, posyandu, dan puskesmas, diharapkan Kelurahan Puuwatu dapat menjadi wilayah yang bebas dari penyakit polio dan stunting. Program-program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

 
 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait