Pelaksanaan PIN Polio di Kelurahan Anggilowu Capai 57 Persen, Tantangan Masyarakat yang Berpindah-pindah Jadi Kendala Utama

Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Kelurahan Anggilowu, Kecamatan Mandonga terus berupaya meningkatkan angka cakupan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di wilayahnya. Namun, hingga data terakhir yang diterima dari Puskesmas Labibia, capaian imunisasi di kelurahan tersebut baru mencapai kisaran 57%.

Angka ini masih jauh dari target yang diharapkan, mengingat pentingnya imunisasi polio dalam mencegah penyebaran penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini.

Bacaan Lainnya

Lurah Anggilowu, La Pelita, menyampaikan kekhawatirannya terkait rendahnya angka capaian tersebut. “Data terakhir yang saya peroleh dari Kepala Puskesmas Labibia terkait pemberian PIN Polio di Kelurahan Anggilowu kisaran 57%,” jelas La Pelita dalam pernyataannya, Jumat (26/9/2024).

Meski pemerintah kelurahan telah menggalakkan sosialisasi pentingnya imunisasi, masih banyak kendala yang dihadapi dalam menjangkau seluruh warga.

Salah satu kendala utama yang dihadapi pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan PIN Polio adalah tingginya mobilitas warga yang tinggal di kos-kosan.

“Permasalahannya adalah warga di sini banyak yang kos, sudah terdata di sini tapi kemudian dia pindah, jadi terdeteksi dia tidak melaksanakan imunisasi,” ungkap La Pelita.

Tingginya jumlah penduduk sementara atau penduduk yang berpindah tempat tinggal membuat pendataan dan pemantauan pelaksanaan imunisasi menjadi sulit. Hal ini mengakibatkan sebagian anak yang tinggal di wilayah tersebut tidak terjangkau oleh layanan imunisasi polio.

Selain itu, La Pelita juga menyoroti bahwa sebagian besar warga yang tinggal di kos-kosan tidak melaporkan kepindahan mereka ke pemerintah kelurahan, sehingga sulit bagi petugas kesehatan untuk memantau dan memastikan bahwa anak-anak telah mendapatkan imunisasi yang diperlukan.

“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami dalam memastikan bahwa setiap anak yang tinggal di Anggilowu mendapatkan haknya untuk diimunisasi,” tambahnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah Kelurahan Anggilowu telah menyusun sejumlah strategi, salah satunya dengan memberikan sanksi bagi warga yang tidak mematuhi kewajiban membawa anak-anak mereka untuk imunisasi di posyandu. Salah satu langkah yang ditempuh adalah memberikan peringatan kepada para ibu yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) agar lebih rutin membawa anak-anak mereka ke posyandu. Jika tidak, bantuan PKH mereka terancam diputus.

“Pemerintah kelurahan juga membuat strategi dengan memberitahu para ibu yang tidak rutin membawa anaknya di posyandu akan diputus PKH-nya, agar ada perhatian dari mereka,” jelas La Pelita.

Langkah ini diambil untuk memberikan dorongan lebih bagi para ibu agar lebih peduli terhadap kesehatan anak-anak mereka, khususnya dalam mengikuti program imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah.

La Pelita menambahkan bahwa pemerintah kelurahan juga terus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Labibia untuk melakukan sosialisasi secara door-to-door, khususnya kepada para ibu yang tinggal di kos-kosan dan jarang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Pendekatan langsung ini diharapkan dapat meningkatkan angka cakupan imunisasi di Kelurahan Anggilowu.

Di sisi lain, pihak Puskesmas Labibia juga berupaya memaksimalkan layanan imunisasi dengan menyediakan jadwal imunisasi tambahan dan membuka layanan imunisasi keliling. Hal ini dilakukan agar warga yang tidak sempat datang ke posyandu tetap dapat mengakses layanan imunisasi polio untuk anak-anak mereka.

PIN Polio merupakan bagian dari upaya nasional untuk memberantas penyakit polio di Indonesia. Program ini sangat penting mengingat penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah pusat hingga ke tingkat kelurahan terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program imunisasi ini.

Dengan adanya berbagai tantangan yang dihadapi di lapangan, seperti mobilitas penduduk dan rendahnya kesadaran sebagian warga, pemerintah Kelurahan Anggilowu tetap optimis dapat meningkatkan angka capaian PIN Polio di wilayahnya.

Melalui kerja sama dengan berbagai pihak serta pendekatan yang lebih personal kepada warga, diharapkan angka cakupan imunisasi polio dapat meningkat dalam waktu dekat.

La Pelita berharap bahwa upaya yang dilakukan pemerintah kelurahan bersama instansi kesehatan dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan penyakit polio di wilayah Anggilowu.

“Kami berharap, dengan strategi yang sudah kami jalankan, angka imunisasi polio di Kelurahan Anggilowu bisa terus meningkat, dan pada akhirnya kita dapat mencegah penyebaran polio di wilayah ini,” tutupnya.

Ke depannya, pemerintah kelurahan juga berencana mengintensifkan koordinasi dengan para Ketua RT dan tokoh masyarakat setempat untuk memastikan bahwa seluruh anak di Kelurahan Anggilowu mendapatkan akses terhadap layanan imunisasi, sehingga target imunisasi 100% dapat tercapai dan wilayah ini terbebas dari ancaman polio

 
 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait