Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Kelurahan Watulondo, Kecamatan Puuwatu terus menggencarkan upaya penanganan stunting di wilayahnya, menyadari bahwa masalah stunting menjadi salah satu isu kesehatan yang membutuhkan perhatian serius.
Dengan angka stunting yang cukup tinggi di Kecamatan Puuwatu, khususnya di wilayah Kelurahan Watulondo, berbagai langkah telah dilakukan pemerintah kelurahan dengan melibatkan pihak puskesmas dan instansi terkait guna menekan angka stunting.
Lurah Watulondo, Rusdi Rudi, menekankan bahwa permasalahan stunting merupakan salah satu prioritas utama pemerintah kelurahan. Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi yang erat dengan puskesmas dan instansi kesehatan lainnya.
“Permasalahan stunting ini konsen kami di Kelurahan Watulondo, cuma memang perlu berkolaborasi dengan puskesmas karena stunting di Kecamatan Puuwatu itu agak tinggi juga,” ujar Rusdi Rudi saat diwawancarai, Selasa (24/9/2024).
Menurut data dari pihak puskesmas, angka stunting di Kecamatan Puuwatu masih menjadi perhatian serius karena mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak di wilayah tersebut. Kondisi ini memerlukan penanganan yang komprehensif, mulai dari pemantauan kesehatan ibu hamil, balita, hingga upaya pemberian gizi tambahan bagi anak-anak yang teridentifikasi mengalami stunting. Untuk itu, Kelurahan Watulondo terus menjalin komunikasi dan kerjasama dengan puskesmas agar penanganan stunting dapat dilakukan secara efektif.
Rusdi Rudi menjelaskan bahwa penanganan stunting ini tidak hanya dilakukan dengan langkah-langkah teknis, tetapi juga melalui pendekatan sosialisasi kepada masyarakat. Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang, perawatan selama kehamilan, dan pola asuh anak yang baik menjadi bagian penting dari program pemerintah kelurahan dalam menangani masalah ini. Namun, ia juga menekankan bahwa kelurahan membutuhkan dukungan lebih dari instansi terkait agar upaya ini dapat berjalan dengan optimal.
“Sesuai instruksi pimpinan, kita selalu mengedepankan itu. Terkait masalah stunting, kami butuh suport dari instansi terkait,” tambahnya.
Setiap tahun, Kelurahan Watulondo secara rutin melaksanakan rembuk stunting, yang bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menangani masalah ini. Rembuk stunting ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti puskesmas, kader posyandu, dan tokoh masyarakat, yang bersama-sama membahas strategi pencegahan dan penanganan stunting di lingkungan kelurahan. Dalam rembuk ini, berbagai permasalahan yang terkait dengan stunting, seperti kurangnya asupan gizi, perilaku hidup sehat, dan akses terhadap pelayanan kesehatan, diidentifikasi dan dicari solusinya.
“Tiap tahun dilaksanakan rembuk stunting, ada juga aktivitas penguatan di setiap pos-posyandu. Semuanya diberikan penguatan, kenapa bisa ditemukan anak stunting. Bisa karena kurang gizi atau yang lain,” jelas Rusdi Rudi.
Ia menambahkan bahwa posyandu di setiap RT/RW terus diperkuat agar bisa menjadi ujung tombak dalam pemantauan kesehatan ibu hamil dan balita. Dengan adanya posyandu yang aktif, diharapkan masalah stunting dapat segera diidentifikasi dan ditangani sejak dini.
Dalam penanganan stunting, tidak hanya faktor gizi yang menjadi perhatian, tetapi juga faktor kebersihan lingkungan dan akses terhadap air bersih. Rusdi Rudi menyebutkan bahwa pihaknya juga mendorong warga untuk menjaga sanitasi lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat, yang merupakan salah satu kunci dalam mencegah stunting. Pemerintah kelurahan secara berkala mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan air bersih, terutama bagi keluarga yang memiliki balita.
Salah satu warga Kelurahan Watulondo, yang juga kader posyandu, menyampaikan bahwa kegiatan edukasi yang dilakukan oleh pemerintah kelurahan sangat membantu masyarakat dalam memahami pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak.
“Kami, sebagai kader posyandu, sangat terbantu dengan adanya pelatihan dan edukasi yang diberikan. Sekarang kami bisa lebih paham cara mendampingi ibu-ibu hamil dan balita agar terhindar dari masalah gizi buruk dan stunting,” ujarnya.
Meski begitu, tantangan dalam menangani stunting masih cukup besar. Rusdi Rudi mengakui bahwa ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingginya angka stunting, seperti kondisi ekonomi keluarga dan kurangnya kesadaran akan pentingnya asupan gizi yang seimbang. Oleh karena itu, ia berharap ke depan akan ada lebih banyak program dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah untuk membantu mengatasi kendala tersebut.
Dengan kolaborasi yang terus terjalin antara pemerintah kelurahan, puskesmas, dan instansi terkait, diharapkan angka stunting di Kelurahan Watulondo dapat terus menurun. Pemerintah kelurahan optimistis bahwa dengan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, masalah stunting dapat diatasi dan generasi mendatang akan tumbuh sehat dan produktif.
“Dengan dukungan semua pihak, kami yakin upaya ini akan membuahkan hasil. Stunting bukan masalah yang bisa diatasi sendirian, kita butuh kerjasama yang solid dari semua pihak,” pungkas Rusdi Rudi.