Upaya Kelurahan Puuwatu dalam Penanganan Stunting: Rencana Rembuk Stunting dan Penggalangan Donasi

Kendari, Sultrademo.co – Pemerintah Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu terus melakukan berbagai langkah konkret untuk menangani masalah stunting yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama. Stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang memadai, menjadi perhatian serius bagi pemerintah kelurahan. Berbagai program dan inisiatif telah diluncurkan guna mengatasi kondisi ini, termasuk penggalangan donasi dari para donatur hingga rencana pelaksanaan rembuk stunting pada awal Oktober mendatang.

Lurah Puuwatu, Sarman Latama, menyampaikan bahwa pemerintah kelurahan tidak tinggal diam dalam menghadapi isu stunting. “Terkait isu stunting, kami dari pemerintah kelurahan turun langsung di lapangan. Sebagai upaya menurunkan, kita mengumpulkan donasi dari para donatur untuk memberikan bantuan,” jelas Sarman Latama saat diwawancarai, Selasa (24/9/2024).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, penanganan stunting memerlukan sinergi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, instansi pemerintah, serta pihak swasta yang peduli terhadap kesehatan dan masa depan anak-anak di Puuwatu.

Penggalangan donasi ini diharapkan dapat memberikan tambahan gizi bagi anak-anak yang mengalami stunting, terutama dalam bentuk pemberian makanan tambahan (PMT) dan suplemen gizi. Melalui kolaborasi dengan para donatur, pemerintah kelurahan berharap dapat mempercepat penurunan angka stunting, mengingat stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif anak dalam jangka panjang.

Selain penggalangan donasi, pemerintah Kelurahan Puuwatu juga berencana untuk mengadakan rembuk stunting pada awal bulan Oktober. Rembuk ini akan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk puskesmas, kader posyandu, tokoh masyarakat, dan instansi lainnya yang berkepentingan dalam penanganan masalah gizi di wilayah tersebut.

“Rencananya awal bulan 10 kami akan melaksanakan rembuk stunting,” kata Sarman.

Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan strategi bersama dalam menurunkan angka stunting di Puuwatu, serta memperkuat koordinasi antarinstansi terkait dalam memberikan intervensi yang lebih efektif.

Rembuk stunting merupakan forum diskusi penting di mana seluruh pihak yang terlibat dapat menyampaikan pendapat dan memberikan masukan terkait penanganan stunting. Dalam rembuk ini, akan dibahas berbagai upaya yang telah dilakukan sejauh ini, kendala yang dihadapi, serta langkah-langkah ke depan yang perlu ditempuh untuk memperbaiki kondisi kesehatan anak-anak di Puuwatu. Pemerintah kelurahan berharap dengan adanya rembuk ini, semua pihak dapat bekerja sama lebih efektif dan memastikan bahwa intervensi yang dilakukan tepat sasaran.

Sarman Latama juga menambahkan bahwa penanganan stunting di Puuwatu sejauh ini tidak hanya mengandalkan program pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan peran aktif masyarakat dan berbagai pihak yang peduli.

“Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap gizi anak-anak, karena stunting ini bisa dicegah dengan asupan gizi yang baik sejak dini. Selain itu, kami juga mendorong para ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu,” tuturnya.

Pemerintah Kelurahan Puuwatu telah melakukan sejumlah intervensi, di antaranya pemberian makanan tambahan bagi anak-anak yang berisiko stunting, sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya gizi seimbang, serta pendampingan bagi ibu hamil agar mendapatkan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan. Posyandu di Puuwatu juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan pola makan sehat bagi balita.

Sarman menekankan bahwa upaya pencegahan stunting harus dimulai dari kesadaran orang tua. Mereka harus memahami bahwa gizi anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun merupakan masa kritis yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Kita harus mengedukasi masyarakat, terutama para orang tua, bahwa stunting itu dampaknya sangat besar. Tidak hanya berpengaruh pada fisik, tapi juga perkembangan otak anak. Makanya, pemberian gizi yang tepat harus dimulai dari awal,” tambahnya.

Selain itu, pemerintah kelurahan terus menjalin koordinasi dengan puskesmas dalam memantau perkembangan gizi anak-anak di Puuwatu. Melalui data yang diperoleh dari puskesmas, pemerintah kelurahan dapat menentukan langkah-langkah intervensi yang lebih tepat, termasuk memberikan prioritas kepada anak-anak yang masuk dalam kategori gizi buruk atau berisiko tinggi mengalami stunting. Data ini juga digunakan dalam pelaksanaan rembuk stunting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil berdasarkan kondisi riil di lapangan.

Di sisi lain, pemerintah Kelurahan Puuwatu juga mendorong agar para kader posyandu terus aktif melakukan sosialisasi di setiap lingkungan RT dan RW. Para kader ini memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat, terutama bagi ibu hamil dan ibu menyusui, mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang cukup bagi anak-anak mereka. Kader posyandu juga secara rutin memantau pertumbuhan anak dan memberikan penyuluhan tentang cara membuat makanan sehat dan bergizi dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar.

Dengan adanya berbagai upaya ini, pemerintah Kelurahan Puuwatu optimistis angka stunting di wilayahnya dapat diturunkan secara signifikan. Melalui rembuk stunting yang akan dilaksanakan, diharapkan muncul solusi-solusi baru yang lebih inovatif dan kolaboratif dalam penanganan masalah ini.

“Kami yakin, dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya, angka stunting di Puuwatu akan terus menurun. Kami berkomitmen untuk terus bekerja keras demi masa depan anak-anak di kelurahan ini,” pungkas Sarman.

Melalui langkah-langkah konkret yang telah dilakukan, Kelurahan Puuwatu berupaya memastikan bahwa setiap anak di wilayah tersebut mendapatkan kesempatan untuk tumbuh sehat dan berkembang secara optimal, bebas dari ancaman stunting.

 
 
*) Follow Kami di GOOGLE NEWS Untuk Mendapatkan Berita Terkini Lainnya
 

Konten sponsor pada widget dibawah ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Sultrademo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Pos terkait