Kendari, SultraDemoNews – ALPEN-SULTRA yang selama ini konsen pada isu Advokasi kasus Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) dan pemberdayaan Perempuan, menemukan beberapa informasi berbeda terkait kasus kematian Ketua DPRD Kolaka Utara, Musakkir Sarira.
ALPEN-SULTRA yang menjumpai AE (istri almarhum) di Tahanan Polres Kolaka Utara menemukan beberapa data dan informasi dari pemberitaan media yang tidak berimbang dalam kasus ini, terutama pada soal usia yang dinyatakan 27 tahun dan sudah menjabat sebagai kepala bidang, AE Istri ketiga dan motifnya karena Cemburu. Dari data dan informasi pemberitaan media yang rata-rata mirip, ALPEN-SULTRA menilai data dan informasi yang selama ini beredar ke Media hanya bersumber pada satu orang saja. Selain itu ada persoalan rumah tangga (KDRT) yang diungkapkan oleh media yang cenderung memojokkan perempuan (AE – istri Alm), seolah-olah sumber persoalan KDRT tersebut berasal dari AE.
Kepada ALPEN-SULTRA, AE memberikan sanggahannya terhadap pemberitaan media yang menyampaikan bahwa AE “membunuh suaminya karena cemburu” selanjutnya AE menyampaikan bahwa berita itu tidak benar dan menceritakan kronologis kejadian pada malam tersebut.
Pada hari Selasa Malam (17/10/2017) tersebut AE dan suaminya tidak ada percekcokan yang serius. AE hanya bertanya pada Suaminya terkait penyebab pertikaian Alm. dengan teman(rekan sejawat)nya di media sosial (akun Facebook Suami). Karena selama ini teman tersebut telah menjadi bagian dari keluarga mereka yang juga selalu berkunjung ke rumah. Akibat pertikaian itu, teman-teman suaminya ini tidak lagi datang bersilaturahim ke rumah. Ketika ditanya demikian dan diingatkan oleh AE-istrinya, suaminya pun marah dan menyalahkan AE kenapa harus membela teman-temannya tersebut dibanding dia. Pertengkaran pun terjadi tapi tidak sampai terjadi kekerasan fisik (pemukulan,dll) kepada AE. Suaminya kemudian pergi keluar rumah untuk menenangkan pikiran dan meninggalkan AE dirumah. Setelah beberapa jam AE kemudian masuk ke kamar untuk menidurkan anak-anaknya dan juga beristirahat. AE memadamkan lampu karena sudah menjadi kebiasaan ketika tidur lampu di kamar dipadamkan.
Beberapa saat kemudian pintu (gerendel pintu) teralis besi kamar bergoyang, lalu AE berdiri dan melihat siapa yang membuat pintu tersebut bergoyang akan tetapi tidak ada orang, selanjutnya AE kembali ke tempat tidurnya. Beberapa saat kemudian pintu teralis besi kembali bergoyang namun ketika AE mengecek tidak ada orang kembali. Untuk ketiga kalinya gerendel pintu kembali bergoyang, AE kemudian bangun dan mengambil pisau untuk memotong buah yang selalu ada di kamar mereka sambil menghampiri arah suara dari pintu itu. Sambil memegang pisau buah tersebut AE kaget ketika tiba-tiba ada sosok tubuh mengenakan baju putih yang saat itu maju mendekat kearah pintu. Sosok tubuh itu pun tidak lain adalah Suaminya. AE pun refleks melepas pisau itu dari genggaman tangannya.(MA)