Kamis, 07 September 2017
Bombana, (SultraDemoNews)- PT Surya Saga Utama (SSU) yang telah berjalan selama kurang lebih satu tahun di Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali dikritisi karyawan dan masyarakat setempat.
Pasalnya, beberapa hari lalu sejumlah karyawan dan masyarakat setempat melakukan aksi protes terhadap kebijakan PT SSU yang telah memberhentikan karyawan lokal dan menggantinya masyarakat luar tanpa alasan jelas. Tidak hanya itu, pembagian jam kerja karyawan juga dinilai tidak menentu dan memberatkan karyawan.
Belum lagi masyarakat Kabaena Utara, khususnya daerah transmigrasi yang sebagian besarnya terkena dampak dari perusahaan tambang itu mengeluhkan sulitnya mendapat air bersih selama tambang itu berjalan. Bahkan penghasilan dari nelayan di daerah tersebut juga ikut menurun.
Menanggapi hal itu, demonstran yang telah dua kali melakukan aksi terhadap perusahaan tersebut, meminta agar HRD yang saat ini menjabat digantikan oleh pihak HRD pusat, karena tidak peka terhadap keluhan masyarakat.
Kepada Sultrademo.id seorang warga sekaligus karyawan yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, bahwa selama ini transparansi perusahaan dan pemerintah desa tidak ada, demikian halnya pengelolaan air bersih yang tidak mendapat perhatian khusus.
“Transparansi dari desa tidak ada, seharusnya kan dari perusahaan ada kesepakatan untuk desa yang terkena dampak, namun sampai saat ini, humas dari PT SSU yang berada disetiap desa tidak menindaklanjuti soal air bersih itu,” katanya.
Tambahnya, hingga saat ini PT SSU belum melakukan reklamasi terhadap lokasi penambangan, dan jika itu belum dilakukan, lanjutnya, maka akan berakibat erosi dan resiko yang sangat besar terhadap pulau kabaena.
“Ini mengancam pulau Kabaena, harus cepat ditindaki dan mendapat perhatian khusus,” tandasnya.
Laporan : Anggun Karsila